Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penculikan Anak Cenderung Meningkat

Kompas.com - 21/12/2010, 10:36 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Dalam dua tahun terakhir, kasus penculikan anak dan bayi di Indonesia cenderung meningkat walau sebagian di antaranya dapat diungkap polisi.

"Sejatinya, anak tak mampu melindungi dirinya sendiri, tetapi mereka justru tersudut menjadi korban tanpa daya untuk melawan," kata Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait saat membacakan Catatan Akhir Tahun 2010, Selasa (21/12/2010) di Sekretariat Komnas PA, Jalan TB Simatupang 33, Pasar Rebo, Jakarta Timur.

Komnas PA mencatat 102 pengaduan anak hilang dari masyarakat sepanjang Januari-Desember 2009. Setahun berikutnya angka anak yang hilang naik, jadi 110 kasus.

Dalam dua periode itu, ada perbedaan mayoritas tempat asal seorang anak bisa hilang. Pada tahun 2010, 26 orang tak diketahui rimbanya dari rumah, sekolah, dan tempat bermain anak. Pada tahun sebelumnya 22 orang raib dari rumah sakit, klinik bersalin, dan puskesmas.

"Umumnya, bayi-bayi berusia di bawah lima hari jadi sasaran penculikan di rumah sakit, klinik bersalin, dan puskesmas," kata Arist.

Tahun 2010 masyarakat Indonesia dikejutkan dengan kabar bayi yang diculik dari Puskesmas Kembangan, Jakarta Barat. Diikuti, kasus serupa dari RSUD Semarang, Jawa Tengah.

"Diduga kuat ada sindikat besar yang mengendalikan operasi penculikan bayi ini," ujarnya.

Beberapa bayi yang hilang dari rumah sakit, klinik bersalin, dan puskesmas memang bisa dicari dan kembali ke pelukan orangtuanya. Namun, lebih banyak yang masih hilang dan tak diketahui nasibnya.

"Memang sudah ada peraturan yang secara tegas diikuti pemberian sanksi. Namun, kasus-kasus penculikan bayi dari wilayah yang seharusnya aman dan nyaman bagi bayi itu masih terus terjadi," kata Arist.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com