Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Liput BBM Ilegal, Wartawan Ambon Dibunuh

Kompas.com - 18/12/2010, 04:39 WIB

AMBON, KOMPAS.com - Maluku Media Centre (MMC) mengecam keras pembunuhan Pimpinan Redaksi (Pimred) Mingguan Pelangi Maluku, Alfrets Mirulewan (28), oleh orang tidak dikenal saat meliput pembongkaran BBM yang diduga ilegal di pelabuhan Pantai Nama Kisar Kabupaten Maluku Barat Daya, Selasa (14/12/2010) lalu.

"Kami mengecam dengan keras pembunuhan terhadap rekan kami Alfrets Mirulewan, apalagi saat itu dia menjalankan tugas sebagai seorang wartawan," kata Koordintaor MMC Insany Syahbarwaty, di Ambon, Jumat (17/12/2010).

Syahbarwaty bahkan menyayangkan masih ada kasus kekerasan hingga berujung pada kematian wartawan di daerah ini. "Ini untuk yang kedua kami kehilangan rekan wartawan setelah Ridwan Salamun tewas dibunuh saat meliput bentrok antarwarga Viditan dan Banda Ely di kota Tual Maluku Tenggara, Agustus lalu," ujarnya.

"Mobil itu diduga milik oknum polisi," kata Syahbarwaty.   Korban, lanjutnya, sempat bersitegang dengan oknum polisi tersebut karena diusir, diminta keluar dari kawasan pelabuhan. Menurutnya, tindakan oknum polisi itu sangat mengancam kebebasan pers di Maluku.

"Tindakan oknum polisi itu melanggar UU Pers Nomor 40 tahun 1999, yang mengamanatkan semua pihak yang bersengketa dengan wartawan maupun media agar supaya menempuh cara-cara beretika dalam menyelesaikan kasus-kasus pers," katanya.

Sehubungan itu, MMC mendesak Polda Maluku untuk segera mengusut tuntas kasus kematian Alfrets Mirulewan dan menyampaikan hasil penyelidikan secara transparan kepada publik, tidak menutup-nutupi jika terbukti pelaku adalah oknum polisi.

Syahbarwaty juga mengingatkan seluruh jurnalis di Maluku  agar lebih waspada dan menjaga solidaritas serta meningkatkan kemampuan etika jurnalistik untuk meminimalisir tindakan kekerasan, pengancaman maupun intimidasi.

Alfrets Mirulewan ditemukan tewas mengenaskan di Pelabuhan Pantai Wonreli, Kisar, Kabupaten Maluku Barat Daya, Jumat dini hari sekitar pukul 03.00 WIT.

Almarhum meninggalakan seorang istri (Linda Sarak) dan seorang anak (Greani Mirulewan) yang baru berusia sembilan bulan. "Ada indikasi korban disiksa sebelum dibunuh," kata Syahbarwaty.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com