Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

500 Keluarga di Code Akan Direlokasi

Kompas.com - 06/12/2010, 16:56 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Pemkot Yogyakarta mewacanakan langkah relokasi terhadap sekitar 500 keluarga yang tinggal di bantaran Sungai Code sebagai upaya penanganan jangka panjang atas banjir lahar dingin di sungai tersebut.

"Jumlah keluarga yang bertempat tinggal di kawasan paling rawan terkena dampak terburuk akibat banjir lahar dingin dari Merapi sekitar 500 keluarga," kata Wali Kota Herry Zudianto di Yogyakarta, Senin (6/12/2010).

Dengan mempertimbangkan kapasitas Sungai Code, jumlah material hasil erupsi Gunung Merapi yang mengendap di Kali Boyong dan juga intensitas hujan yang akan berlangsung hingga Maret, maka pemerintah harus menyiapkan antisipasinya. Salah satunya dengan wacana relokasi.

Berdasarkan penelitian, jumlah material hasil erupsi Gunung Merapi yang mengendap di Kali Boyong sebagai hulu Sungai Code mencapai sekitar 30 juta meter kubik atau hampir enam kali lipat dibanding kapasitas maksimal sungai tersebut saat tidak ada sedimen.

Namun, wacana relokasi tersebut tidak dapat dipaksakan oleh salah satu pihak saja, tetapi juga harus ada persetujuan dan kesediaan serta kesadaran dari masyarakat yang akan direlokasi itu sendiri.

Ia mengatakan, dengan adanya kesadaran dari masyarakat untuk direlokasi, maka masyarakat tidak akan merasa diusir dari tempat tinggal mereka selama ini.

"Saya pikir, ini adalah antisipasi terbaik. Masyarakat ditempatkan di wilayah yang aman dan pemerintah memfasilitasinya," katanya.

Jumlah keluarga yang paling banyak direlokasi adalah di Kampung Jogoyudan, Kelurahan Gowongan, Kecamatan Jetis, karena keluarga tersebut tinggal di daerah Wedi Kengser.

Wedi Kengser adalah wilayah yang dulunya merupakan wilayah sungai, tetapi mengalami sedimentasi sehingga berubah menjadi bantaran.

Warga yang akan direlokasi tersebut akan ditempatkan di hunian sementara (huntara) yang dibangun oleh pemerintah. Selain terus mengkaji wacana relokasi, Pemerintah Kota Yogyakarta juga terus menyempurnakan sistem peringatan dini banjir lahar dingin di sungai tersebut.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com