Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PLN Merugi Rp 55,8 Miliar

Kompas.com - 20/11/2010, 03:39 WIB

Sementara itu, ruas jalan Sidorejo-Glagaharjo sepanjang 1,5 kilometer yang merupakan penghubung Desa Umbulharjo dan Glagaharjo, Cangkringan, yang melewati Kali Gendol, tertutup abu dan material Merapi. Abu dan material endapan lahar itu setinggi rumah penduduk.

Ruas jalan lain, misalnya yang menuju ke Kaliadem (Desa Kepuharjo), Kinahrejo (Desa Umbulharjo), dan Kalitengah Lor (Glagaharjo), belum diketahui persis kondisinya. Tiga dusun itu terdekat dengan puncak Merapi. Ketinggian abu dan endapan lahar pada dusun di sepanjang Kali Gendol itu meratakan sungai, jalan, dan permukiman penduduk.

”Belum semua kerusakan terdata. Kami belum tahu ruas-ruas jalan mana yang rusak terkena awan panas. Namun, jika awan panas bersuhu 600-800 derajat celsius menyapu aspal jalan, aspal akan meleleh,” kata Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Sleman Djoko Sardjono.

”Shelter” disiapkan

Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta kini menyiapkan desain tempat tinggal sementara (shelter) pengungsi. Rencananya shelter berukuran 6 x 6 meter. Rumah itu terdiri atas dua kamar tidur, ruang keluarga, dan kamar mandi. Shelter akan dibangun di Dusun Plosokerep, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan.

Shelter menggunakan bahan bambu beratap seng. Biaya pembangunannya dianggarkan Rp 7 juta per unit dari APBD DI Yogyakarta, APBN, dan bantuan dari lembaga-lembaga donor. Shelter itu akan dilengkapi jaringan air bersih. Data terakhir Pemprov DI Yogyakarta, jumlah rumah rusak akibat awan panas 2.411 unit.

Gubernur DI Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, pembangunan shelter merupakan prioritas utama rehabilitasi dan rekonstruksi. Realisasi pembangunan akan diputuskan hari Sabtu (20/11).

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral DI Yogyakarta Rani Sjamsinarsi mengatakan, Pemprov DI Yogyakarta dan Kementerian Pekerjaan Umum memiliki banyak model shelter untuk tanggap darurat, tetapi belum diputuskan mana yang akan dipakai. (ARA/RWN/THT/PRA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com