BANDUNG, KOMPAS -
”Usulan laba dan aset itu masih menunggu persetujuan pemerintah. Jadi, nantinya, kami akan menyesuaikan arahan dari Kementerian BUMN,” ujar Pelaksana Tugas Direktur Utama Perum Pegadaian Budiyanto, Kamis (11/11), saat pemberian beasiswa kepada siswa-siswa berprestasi di Bandung, Jawa Barat.
Salah satu produk yang akan digarap lebih serius adalah pembiayaan pembelian emas. Tahun depan, alokasi dana untuk pembiayaan program yang ditujukan terutama bagi masyarakat menengah ke bawah dengan target Rp 1,2 triliun. Ini diambil melihat potensi minat investasi masyarakat terhadap komoditas emas yang kian meningkat.
”Harga emas trennya akan selalu naik. Masyarakat mulai menyadari dan menjadikannya sebagai alternatif investasi. Ini yang akan kami coba fasilitasi dengan kredit bunga bersaing,” jelas Budiyanto.
Menurut dia, minat masyarakat memanfaatkan program Pegadaian terbukti mampu meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Hal itu diimbangi penetrasi pasar yang semakin luas. Salah satunya dengan menambah sekitar 1.000 gerai baru secara nasional pada 2010.
Semakin banyaknya jaringan kantor membuat masyarakat lebih mudah mengakses produk Pegadaian. Hingga akhir Desember 2010, perusahaan gadai pelat merah tersebut menargetkan gerai pelayanan sebanyak 5.000 unit secara nasional dan diupayakan mendekati sentra-sentra perekonomian masyarakat.
Sementara hingga triwulan III-2010, Perum Pegadaian telah mampu membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp 1,17 triliun atau 80 persen dari target Rp 1,45 triliun. Pencapaian laba sebelum pajak pada sembilan bulan pertama tahun ini telah melampaui periode yang sama tahun 2009 sebesar Rp 1,11 triliun.
Realisasi laba meningkat karena terdorong pertumbuhan omzet yang hingga triwulan III-2010 sebesar Rp 60 triliun dari target Rp 64 triliun. Pada 2009, realisasi omzet Pegadaian sebesar Rp 48 triliun dari semua jenis produk pembiayaan.
Kontribusi terbesar pertumbuhan omzet dari produk gadai emas secara konvensional mencapai 85 persen. Sisanya, seperti gadai emas syariah dan produk pembiayaan lainnya, berkontribusi sebesar 15 persen.