Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

JK: Segera Catat Kebutuhan Pemulihan Bencana

Kompas.com - 10/11/2010, 16:55 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Palang Merah Indonesia mengimbau kepada pemerintah untuk segera mencatat kebutuhan pemulihan awal bencana di sejumlah daerah bencana. Palang Merah Indonesia atau PMI juga meminta pemerintah dan DPR segera mengambil keputusan terkait pencairan dana pemulihan kondisi pasca-bencana.

"Pemerintah dan DPR harus segera mengambil keputusan. Jangan seperti di Padang, setelah satu tahun, dana recovery (pemulihan bencana) baru cair," ujar Ketua PMI Pusat Jusuf Kalla dalam jumpa pers di kantor PMI, Jakarta, Rabu (10/11/2010).

Jusuf Kalla mengatakan, memulihkan kondisi bencana atau recovery bencana tersebut akan sepuluh kali lebih berat dibanding upaya mengatasi pengungsi. Seperti halnya di lokasi bencana erupsi Merapi, pemulihan dikatakan lebih berat karena upaya tersebut untuk menghidupkan kembali kehidupan ratusan ribu pengungsi.

"Tujuannya menyiapkan masyarakat kembali hidup dari awal," kata mantan Wakil Presiden RI itu.

Karena itulah, kata JK, dibutuhkan usaha lebih keras dari berbagai pihak dalam memulihkan bencana. Bantuan dari berbagai pihak biasanya mulai berkurang seusai masa pengungsian.

"Sekarang mereka (pengungsi) memang punya modal karena banyak yang membantu. Tapi PMI sangat khawatir, recovery-nya berkurang," katanya.

JK juga mengatakan, biaya yang dibutuhkan khusus untuk bencana erupsi Merapi tahun ini akan lebih besar dibanding tahun 2006. Namun, JK tidak menyebutkan kisaran dana yang dibutuhkan tersebut.

"Jika minggu depan itu Merapi berhenti 'marah', maka rakyat juga siap-siap akan naik gunung lagi. Setelah naik gunung, mendapati rumahnya berdebu, tidak tahu mau tinggal di mana. (Sementara itu) yang nyumbang berhenti. Dalam kondisi tersebut, pemerintah harus tetap siap dan masyarakat diharapkan tetap concern," ujarnya.

Menurut JK, pemerintah harus siap pada masa mendatang untuk menunjang kehidupan puluhan ribu keluarga yang mengungsi saat mereka kembali ke rumah masing-masing.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

    Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

    Nasional
    SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

    SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

    Nasional
    'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

    "Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

    Nasional
    Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

    Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

    Nasional
    Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

    Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

    Nasional
    Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

    Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

    Nasional
    Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

    Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

    Nasional
    Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

    Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

    Nasional
    Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

    Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

    Nasional
    'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

    "Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

    [POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

    Nasional
    Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
     PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

    PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

    Nasional
    LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

    LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com