Mereka terlalu menghayati dan bersemangat mengikuti acara ini sehingga tidak peduli dengan kondisi tubuh dan jiwanya,” tutur Bambang, salah seorang panitia bersih desa, kepada Antara, Jumat (5/11) lalu.
Dalam waktu sekejap tidak kurang dari 20 orang yang mengalami kesurupan. Mereka bertingkah polah aneh-aneh, ada yang berteriak histeris, menangis, bahkan ada yang mengamuk. Panitia tampak membiarkan ulah aneh-aneh itu. Bahkan salah seorang yang kesurupan dan kemudian menggigit kain mori di atas makam Adipati pun dibiarkan saja.
Masalah lalu muncul lantaran tidak semua peserta yang kesurupan bisa segera disadarkan dengan doa-doa. Beberapa orang tetap kesurupan dan mulai mengamuk. Akibatnya, acara bersih desa terganggu. Para sesepuh desa akhirnya turun tangan memengangi warga yang kesurupan.
Kepala Kelurahan Blitar Widodo mengakui bahwa kegiatan bersih desa dilakukan setiap tahun. Kegiatan diniatkan sebagai ungkapan rasa syukur atas segala nikmat yang diberikan alam. ”Bentuknya ada tumpeng dari hasil bumi serta tarian jaranan,” kata Widodo. Jika toh ada warga yang kesurupan itu benar-benar karena mereka terlalu menghayati dan bersemangat. Jadi hati-hati kalau bersemangat, Anda bisa kesurupan.... (CAN)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.