BANDUNG, KOMPAS -
Longsor tersebut menyebabkan kereta api (KA) Harina jurusan Semarang-Bandung anjlok. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.
Harina yang mengangkut 101 penumpang dan sembilan kru itu anjlok setelah menghantam
Tanah dan batu longsoran menimbun rel sepanjang 15 meter setinggi 2-3 meter. Longsoran yang berasal dari tebing setinggi 25 meter dan meluncur di lahan berkemiringan 40-an derajat itu menutupi dua jalur kereta.
Lima gerbong penumpang dan satu gerbong makan Harina selesai dipisahkan dan ditarik ke Stasiun Purwakarta pukul 11.15. Setelah itu, satu jalur bisa kembali dilintasi meski dengan kecepatan kurang dari 10 kilometer per jam. Lokomotif Harina selesai ditarik pukul 17.10.
Menurut Kepala Humas PT Kereta Api Daerah Operasi II Bandung Bambang S Prayitno, delapan perjalanan KA Argo Parahyangan dari Jakarta ke Bandung atau sebaliknya terpaksa dibatalkan. Sementara perjalanan KA Serayu jurusan Jakarta- Sukoharjo yang seharusnya melalui Bandung dialihkan ke jalur utara melalui Cirebon-Purwokerto.
Longsor, menurut Bambang, lebih disebabkan oleh kondisi tanah yang relatif labil dengan potensi pergerakan tanah tinggi. ”Konstruksi lintasan (KA) masih stabil. Jalur itu memang rawan kecelakaan. Terakhir terjadi bulan Maret tahun ini, tetapi perbaikan sudah selesai dilakukan dengan membuat gorong-gorong dan drainase di delapan titik di jalur tersebut. Kami juga memperkuat fondasi lintasan dengan teknik portal baja,” katanya.
Sejumlah calon penumpang KA Argo Parahyangan, yang dijadwalkan berangkat ke Jakarta pukul 14.00, mengaku tidak mengetahui ada pembatalan jadwal kereta tersebut. Hal ini dinilai sangat mengecewakan. Beberapa di antara mereka kemudian memilih perjalanan ke Jakarta dengan bus,