Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembicaraan Telepon Perampok Disadap

Kompas.com - 28/09/2010, 05:56 WIB

PADANG, KOMPAS.com - Pengejaran terhadap dua pelaku perampokan ATM di kampus Universitas Bung Hatta, Padang, belum membawa hasil. Namun polisi berhasil mendeteksi pembicaraan handphone sang buron yang tengah bersembunyi di hutan Gunung Singgalang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

Dalam pembicaraan telepon itu, perampok menghubungi temannya di Medan dan Pekanbaru, minta bantuan agar bisa lolos dari kepungan polisi.

"Kami mendapatkan informasi dari pelacakan sinyal HP. Didapatkan informasi bahwa dua buron itu minta dijemput oleh jaringan mereka yang berada di Sumatera Utara dan dan Riau," kata Kapolresta Bukittinggi AKBP Wisnu Andayana, Senin (27/9/2010).

Oleh karena itu, jajaran Polresta Bukittinggi meningkatkan penjagaan dan pengawasan jalan keluar menuju Sumatera Utara dan Riau.

"Tanpa membawa perbekalan yang cukup, kami perkirakan mereka hanya mampu bertahan sampai besok (hari ini) siang. Karena itu mereka minta bantuan kepada jaringannya," tambah Wisnu.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar, dr Rosnini Syafitri MKes, memperkirakan, dua buron itu sulit bertahan tanpa asupan makanan memadai.

Secara medik, manusia hanya dapat bertahan tanpa makan dan minum maksimal tiga hari. Bisa jadi, sebelum tiga hari mereka akan kesulitan untuk bertahan, baik itu melanjutkan pelarian mereka apalagi untuk bertahan hidup.

"Faktor usia juga ikut mempengaruhi mereka untuk dapat bertahan pada kondisi yang cukup sulit itu. Jika mereka kesulitan mendapatkan makanan dan minuman dalam tiga hari, dipastikan tidak akan mampu bergerak lagi dan tertahan di titik pelarian terakhir," katanya.

Jika mereka dapat mengonsumsi minuman, mereka bisa bertahan dalam kurun waktu hingga tujuh hari.  Rosnini menyebutkan, karena masih berada di hutan, pasokan air minum dan makanan hutan seperti daun dan buah-buahan  mungkin dapat membantu mereka untuk bertahan.

Namun, kondisinya akan semakin sulit apabila mereka terluka. "Setelah itu mereka bisa saja terkena demam tinggi hingga akhirnya mempersulit pelarian," ucap Rosnini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com