Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Korban Ultimatum Polisi

Kompas.com - 27/09/2010, 19:55 WIB

TARAKAN, KOMPAS.com - Situasi Tarakan hingga Senin (27/9/2010) masih mencekam. Warga yang bermukim di sekitar lokasi terjadinya pertikaian antarkelompok di kota tersebut tak berani keluar rumah. Sejauh ini, aparat kepolisian dari Brimobda Polda Kaltim dan Polresta Tarakan masih berjaga-jaga untuk menghindari meluasnya perang yang melibatkan dua suku tersebut.

Dari pantauan Tribun, ratusan warga dari bermukim di kawasan Juwata Permai, Kecamatan Tarakan Utara, Kalimantan Timur, masih berkerumun di beberapa titik dan lokasi.

Mereka sejak pagi hingga siang tadi berada di rumah Abdullah (45), seorang tokoh masyarakat yang tewas diserang sekelompok pemuda di rumahnya pada Minggu (26/9/2010) sekitar pukul 23.00 WIB.

Siang tadi sekitar pukul 14.00 WIB, jenazah Abdullah dimakamkan, diantar keluarga dan seluruh kerabatnya. Bahkan, ratusan warga Juwata Permai yang ikut mengantar jenazah ke pemakaman terlihat membawa senjata tajam berupa golok, tombak, bahkan di antaranya membawa senjata sejenis badik.

Mereka tampaknya masih menyimpan amarah atas pertikaian yang menewaskan warga mereka, Abdullah. Bahkan, kerabat korban mendesak polisi agar segera menangkap pelaku dalam waktu 2 x 24 jam.

"Kami mendesak polisi agar pelaku pembunuhan segera ditangkap dalam waktu 2 x 24 jam, jika tidak, kami sendiri yang akan bertindak," ungkap seorang kerabat korban yang enggan disebutkan identitasnya.

Sementara itu, siang hingga sore tadi, tokoh masyarakat dari kedua kelompok dipertemukan untuk menyelesaikan pertikaian yang terjadi. Hingga saat ini, belum diketahui hasil pertemuan.

Dari informasi yang dihimpun Tribun, konflik yang melibatkan dua kelompok tersebut sudah yang keenam kalinya terjadi di Tarakan. (Tribun Kaltim/Yunisah)  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com