Kepolisian telah menutup total Jalan RE Martadinata dan mengalihkan lalu lintas dari Ancol ke Tanjung Priok, ataupun sebaliknya. Arus lalu lintas dari Ancol yang akan ke Tanjung Priok diarahkan melewati Jalan Danau Sunter Barat-Jalan Danau Sunter Utara-Jalan Yos Sudarso-Tanjung Priok. Untuk kendaraan berat diarahkan melalui Jalan Danau Sunter Selatan-Jalan Yos Sudarso-Tanjung Priok.
Adapun arah sebaliknya dialihkan untuk berputar di pos 3 pelabuhan melalui Jalan Enggano-Jalan Yos Sudarso-Jalan Gaya Motor/Jalan Danau Sunter Selatan-Jalan Danau Sunter Barat/Jalan H Benyamin Sueb (Kemayoran)-Jalan R E Martadinata.
Adanya pengalihan arus ini membuat persinggungan antara rute angkot M-15 dan M-15A dengan angkot APB 03 dan APB 04. Angkot M-15 dan M-15A yang rutenya Terminal Tanjung Priok-Stasiun Kota biasanya melalui Jalan RE Martadinata, melalui Pasar Sunter di Sunter Podomoro. Padahal, di jalan itu merupakan rute APB 03 dan APB 04. Para sopir APB 03 dan APB 04 pun keberatan karena penumpang mereka diambil oleh M-15 dan M-15A.
”Kami mengerti, mereka pasti marah karena jalurnya termakan kami. Tetapi, bagaimana lagi. Kami sendiri sebenarnya tidak mau adanya pengalihan rute. Lewat Sunter buat kami malah semakin jauh. Bensin pun jadi boros,” kata Rukem, sopir angkot M-15A.
Untuk menghindari bentrokan dengan angkot-angkot lain, sebagian sopir angkot M-15 dan M-15A terpaksa mengambil jalan tol. ”Daripada berantem, mendingan ambil jalan tol. Tetapi, jalan tol juga tidak murah. Lagian, belum tentu semua penumpang mau lewat tol,” ujar dia.
Rukem menambahkan, dia hanya lewat jalan tol jika penumpangnya penuh dan mereka setuju naik ke jalan tol. ”Kalau ada penumpang yang tidak setuju, ya terpaksa lewat jalan biasa. Risikonya, ya membuat sopir lain tidak senang,” tutur Rukem.
Jika menempuh jalan tol, maka Rukem akan menaikkan tarif angkot. Jika sebelumnya Rp 3.500 dari Stasiun Kota ke Terminal Tanjung Priok, via tol tarifnya Rp 5.000 per orang.
Sementara itu, Kasie Pengawasan dan Pengendalian Suku Dinas Perhubungan Jakarta Utara Syamsul Nirwan mengatakan, hari ini (Senin, 20/9) akan dilakukan rapat koordinasi antara Sudin Perhubungan, Satuan Lalu Lintas Polres Metro Jakarta Utara, Camat Tanjung Priok, Lurah Tanjung Priok, dan para pemilik angkot. ”Kami akan mencari jalan keluar mengenai rute angkot yang bersinggungan. Kami berharap para pengurus angkot mengerti kondisi ini,” kata dia.
Menurut Syamsul, masalah rute ini harus segera diputuskan mengingat perbaikan jalan bisa berlangsung selama tiga bulan. ”Namun, kami juga masih menunggu kepastian dari kajian teknis Kementerian Pekerjaan Umum. Apakah separuh jalan yang lain masih boleh dilewati. Jika boleh, maka angkot M-15 akan tetap pada rutenya,” kata Syamsul.