Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

40 Warga Keracunan

Kompas.com - 26/08/2010, 03:31 WIB

Padang, Kompas - Tidak kurang dari 40 warga Kabupaten Agam menderita keracunan seusai menyantap makanan yang disediakan saat berbuka puasa bersama di PLTA Maninjau di kawasan Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Selasa malam.

Hingga Rabu (25/8) sebanyak 10 orang di antaranya masih berada dalam perawatan medis di Rumah Sakit Daerah Lubuk Basung, Agam, Sumbar.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Agam Indra saat dihubungi mengatakan, peristiwa keracunan massal itu diawali saat sebagian warga menyantap sejumlah jenis makanan dan minuman yang disediakan untuk berbuka puasa.

Beberapa jam seusai menyantap makanan dan minuman itu, sejumlah warga mulai merasakan gangguan di bagian perut mereka.

Puncaknya terjadi tatkala sekitar 40 warga secara serentak mendatangi RSUD Lubuk Basung pada Selasa sekitar pukul 23.00. ”Ada yang muntah-muntah dan mencret-mencret,” kata Indra menggambarkan keadaan pasien saat pertama kali datang ke rumah sakit.

Menurut Indra, efek keracunan, yang baru terasa beberapa jam seusai menyantap makanan itu, terutama menyerang sistem pencernaan warga. Ia mengatakan belum mengetahui jenis makanan atau minuman apa yang menyebabkan warga keracunan.

”Sekarang yang masih dirawat adalah anak-anak dan orang tua untuk memperbaiki kondisi umum mereka. Sore ini (kemarin) juga sudah boleh pulang,” kata Indra.

Nasi bungkus

Kasatreskrim Polres Agam AKP Masril, yang juga dihubungi pada hari yang sama, mengatakan, acara buka puasa bersama itu diikuti sekitar 100 warga.

Menurut Masril, kegiatan buka puasa bersama itu diadakan oleh pengelola PLTA Maninjau, dengan sejumlah penganan, minuman, dan nasi bungkus untuk berbuka puasa.

”Jadi, ada kolak, pecel, sirup, dan lain-lain seperti biasa makanan berbuka puasa,” kata Masril.

Akan tetapi, menurut Masril, polisi saat ini mengalami kesulitan untuk menentukan jenis makanan atau minuman apa yang membuat puluhan warga itu keracunan.

Menurut Masril, hal itu disebabkan makanan dan minuman yang hendak dijadikan barang bukti dan diteliti sudah keburu dibawa pulang warga.

”Kami mau mencari penyebab susah juga karena sudah dibawa pulang, padahal kami ingin periksa,” kata Masril.

Masril menambahkan, sejauh ini polisi tengah memeriksa sejumlah orang, termasuk korban sebagai saksi. Namun, polisi belum bisa mengetahui pihak penyedia makanan dan minuman untuk kegiatan buka puasa bersama itu.

”Belum ada tersangka,” ujar Masril. (INK)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com