Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SDA Perbatasan Kian Terancam

Kompas.com - 20/08/2010, 03:35 WIB

Jakarta, Kompas - Pengelolaan sumber daya alam dan kelautan di kawasan perbatasan negara Indonesia semakin eksploitatif dan tidak terkontrol sehingga mengancam kelestarian sumber daya itu. Pencurian ikan secara berlebihan terus terjadi di perbatasan laut teritorial sejak 1980 dan terus meningkat.

Hutan tropis Indonesia juga terus berkurang, antara lain karena konversi lahan dan pembakaran hutan yang sering kali melibatkan korporasi asing di bidang perkebunan kelapa sawit.

Sekretaris Jenderal Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan Riza Damanik menyatakan, buruknya pengelolaan sumber daya di wilayah perbatasan telah mengancam kelestarian perikanan tangkap. ”Evaluasi Komisi Nasional Pengkajian Sumber Daya Perikanan pada 2006 menunjukkan, laut teritorial di kawasan perbatasan lebih tereksploitasi daripada laut dalam. Eksploitasi berlebihan dilakukan para pencuri ikan dari berbagai negara,” kata Riza di Jakarta, Kamis (19/8).

Evaluasi itu menyimpulkan, 10 daerah tangkapan ikan cenderung tereksploitasi hingga 80 persen dari potensinya. ”Kami menaksir volume pencurian ikan mencapai kisaran 2 juta ton per tahun, sekitar separuh konsumsi ikan nasional,” katanya.

Meminjam nama

Ahli antropologi maritim dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Dedi Adhuri, menyatakan, pencurian ikan terus berlangsung di sekitar Kalimantan dan Laut Sulawesi karena banyak kapal asal Tawau, Malaysia, diputihkan dan diaku sebagai kapal dari Indonesia. ”Banyak kapal Malaysia meminjam nama pengusaha Tarakan atau Nunukan,” kata Dedi dalam diskusi Mendalami Persoalan Perbatasan Indonesia-Malaysia di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, kapal asing berkemampuan jelajah dan tangkap melebihi nelayan lokal itu kerap berkonflik dengan nelayan lokal. ”Akhirnya orang Indonesia berkelahi sesama orang Indonesia. Ikannya terus ke Malaysia. Dari dulu masalah itu tidak pernah dituntaskan,” kata Dedi.

Dedi menilai, model pengelolaan SDA kelautan menunjukkan lemahnya kesadaran Indonesia menjadikan laut sebagai pilar ketahanan pangan nasional. ”Negara kuat sadar betul pentingnya ekspansi dan eksploitasi sumber daya pangan di negara lain. Malaysia memberi subsidi nelayannya agar bisa melaut di laut lepas. China berani mengijon ikan tangkap nelayan tradisional berbagai negara,” katanya. (ROW)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com