Jayapura, Kompas
Hal itu dikatakan Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Papua JA Djarot Soetanto, Senin (16/8) di Jayapura. Hasil telaah BPS Papua ini masih bersifat sementara. Masih ada kelanjutan data, seperti komposisi jumlah penduduk berdasarkan suku, migrasi, dan kelahiran/kematian.
Laju pertumbuhan penduduk Provinsi Papua tertinggi berada di Kabupaten Deiyai (18,91 persen), disusul Kabupaten Nduga (14,43 persen), dan terendah Kabupaten Mamberamo Raya (0,02 persen).
Sunoto, anggota staf BPS Papua, menyatakan, tingginya laju pertumbuhan penduduk bisa jadi karena fenomena hard rock. Laju pertumbuhan terlihat tinggi karena awalnya jumlah penduduk kecil. Jadi, ketika bertambah, persentasenya kelihatan besar.
Menurut Sunoto, tingginya laju pertumbuhan penduduk Papua disebabkan beberapa faktor. Pertama, sensus penduduk sebelumnya, tahun 2000, tidak berlangsung maksimal karena situasi politik memanas. Saat itu tuntutan referendum dan kemerdekaan Papua membuat beberapa kabupaten menolak disensus.
Kedua, adanya pemekaran daerah, banyak wilayah bisa diakses sehingga pendataan lebih akurat. Djarot mengatakan, jumlah pria lebih besar daripada perempuan. Jumlah penduduk pria 1.510.285 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 1.341.714 jiwa.
Perbandingan jenis kelamin penduduk Papua mencapai 1 : 13. Artinya, jumlah penduduk lelaki 13 persen lebih banyak daripada jumlah penduduk perempuan. Kabupaten dengan perbandingan jenis kelamin tertinggi adalah Kabupaten Mimika (1 : 30) disusul Sarmi (1 : 24), dan terendah Kabupaten Dogiyai (1 : 2).
Kepadatan tertinggi berada di Kota Jayapura dengan 278 jiwa per kilometer persegi disusul Kabupaten Biak (58 jiwa per kilometer persegi). Sementara Kabupaten Mamberamo Raya paling jarang penduduknya dengan 1 orang per kilometer persegi.