Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Keong Racun, 4 Orang Tewas

Kompas.com - 02/08/2010, 07:51 WIB

"Untung hanya satu orang yang meninggal dunia, padahal satu keluarga makan ikan hasil pancingan. Yang lain terselamatkan setelah minum air kelapa muda," katanya.

Keresahan yang sama untuk mengonsumsi ikan laut juga terjadi di Kecamatan Napalano, Kabupaten Muna.

"Ikan hasil tangkapan tidak terjual karena warga ketakutan makan ikan laut sehingga nelayan rugi," kata nelayan tangkap H Amiruddin.

Oleh karena itu, Amiruddin yang juga atlet dayung nasional itu mengharapkan pemerintah pusat, Pemprov Sultra, dan instansi terkait menyelidiki kandungan racun tersebut.

"Musibah keracunan ikan sudah berlangsung sejak satu bulan lalu, tetapi pemerintah atau pun instansi terkait tidak mengambil tindakan serius. Atau mau berbuat setelah mayat bergelimpangan," kata Amiruddin.

Hasil pengkajian Badan Pegawas Obat dan Makanan (Balai POM) Kendari menemukan kandungan logam berat dalam organ keong dan ikan sehingga menyebabkan keracunan.

"Hasil uji laboratorium sampel siput yang menyebabkan warga Kota Bau-Bau dan Kabupaten Buton keracunan setelah mengonsumsinya karena mengandung logam berat berupa tembaga (Cu)," kata Kepala Balai POM Kendari Guntur.

Menurut dia, kandungan Cu dalam tubuh siput atau ikan, pada konsentrasi tertentu bisa menyebabkan keracunan bagi orang yang mengonsumsinya, tetapi tidak sampai mematikan.     

Guntur yang didampingi Kepala Pengujian Pangan BPOM Kendari Hasnah Nur mengaku masih mencurigai adanya arsen (Co) dan sianida yang terkandung dalam tubuh siput.

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Bau-Bau Heru mengatakan, peristiwa keracunan ikan itu terjadi karena wilayah perairan Laut Buton saat ini dalam kondisi kelebihan phytoplankton dan zooplankton, dua jenis makhluk hidup di laut berukuran kecil yang menjadi makanan biota laut.

"Kami sudah meneliti kondisi wilayah perairan laut Buton. Dua jenis makhluk kecil yang menjadi makanan biota laut itu saat ini jumlahnya di wilayah perairan laut Buton berlebihan. Kuat dugaan, plankton tersebut terbawa arus laut musim Timur dari Laut Banda," katanya.

Menurut Heru, ikan yang bisa menyebabkan orang yang memakannya keracunan, hanya ikan-ikan atau siput yang kelebihan memangsa plankton. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com