Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelabuhan Muara Baru-Muara Angke Digabung

Kompas.com - 17/07/2010, 04:15 WIB

Jakarta, Kompas - Pelabuhan nelayan Muara Baru dan Muara Angke direncanakan akan digabung. Dengan penggabungan itu diharapkan semua potensi perikanan dari kedua pelabuhan bisa diserap pasar seluruhnya.

Demikian disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad ketika meresmikan Kantor Pelayanan Terpadu dan Menara Kontrol Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zahman di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (16/7).

Pelabuhan Muara Angke, yang ukurannya lebih kecil dibanding Muara Baru, akan lebih berkembang dan tidak kumuh jika digabungkan dengan Muara Baru.

Selain itu, konsep Muara Baru sebagai Water Front City of Indonesia pun akan cepat terwujud karena semua aktivitas, seperti aktivitas pelabuhan, pasar ikan, kawasan wisata dan edukasi bahari, permukiman nelayan, wisata mangrove, serta kawasan industri akan berkembang pesat.

”Semua aktivitas itu akan memicu peningkatan dinamika ekonomi,” kata Fadel.

Namun, Fadel mengakui, pembangunan akses kedua pelabuhan itu akan membutuhkan biaya yang sangat besar. Selain untuk membangun jalan bebas hambatan yang menghubungkan kedua pelabuhan, juga dibutuhkan dana besar untuk pembebasan lahan.

Selama ini kondisi kedua pelabuhan jauh dari kesan higienis dan terlihat kumuh. Namun, kondisi Pelabuhan Muara Baru sudah ada perbaikan, dengan dibangunnya kembali Kantor Pelayanan Terpadu dan Menara Kontrol yang biayanya dari pinjaman Jepang.

Negara maritim

Menurut Duta Besar Jepang untuk Indonesia Kojiro Shiojiri, bantuan ini diberikan karena Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki Kawasan Ekonomi Khusus dengan peringkat nomor tiga dunia. ”Namun sumber daya kelautannya tidak dapat dimanfaatkan dengan baik karena belum lengkapnya infrastruktur pelabuhan perikanan,” kata Shiojiri.

Bantuan pinjaman yen dipakai untuk menjaga kelangsungan fungsi pelabuhan ikan dengan mempertinggi struktur dinding pelabuhan, perbaikan tembok laut, meninggikan jalan, pembuatan fasilitas penampungan air hujan dan pemasangan tempat pompa pembuangan, pembangunan menara kontrol, serta perbaikan pipa air kotor untuk pengawasan sanitasi.

Sementara itu, Kepala Pelabuhan Nizam Zahman Muara Baru Suhardoyo mengatakan, kumuhnya pelabuhan dan tempat pelelangan ikan di pelabuhan itu karena infrastruktur yang tidak memadai. ”Misalnya saja jalan masuk ke pelabuhan yang sangat sempit dan padat pada pagi dan sore hari,” kata Suhardoyo.

Pelabuhan Nizam Zahman yang luasnya 110 hektar ini mempunyai produksi 350 ton ikan per hari. ”Perputaran uang yang ada di sini sebesar Rp 24 miliar sehari, sementara jumlah ekspor mencapai 32.000 ton per tahun, dengan jumlah industri yang berada di sini ada 243 unit,” kata Suhardoyo. (ARN/LKT)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com