Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadiah dari Bung Karno

Kompas.com - 11/07/2010, 04:28 WIB

Bulan September 1963, Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat HM Moeljadi Djojomartono menghibahkan sebuah rumah di Salemba Tengah kepada Alimin, karena dianggap berjasa semasa revolusi. Konon, Bung Karno selaku Presiden RI datang langsung untuk menggunting pita saat penyerahan rumah itu kepada Alimin.

Rumah itulah yang kini ditempati dan menjadi milik keluarga Jose Rizal Manua- Nunum Raraswati. ”Kami awalnya mengontrak selama tujuh tahun sejak 1997, tetapi kemudian kami beli dari ahli waris Pak Alimin, yakni Pak Lilo dan Cipto tahun 2003,” tutur Nunum.

Semula rumah di atas tanah seluas 190 meter persegi dan bangunan 100 meter persegi itu ditawarkan seharga Rp 250 juta. ”Kami tak punya uang sebanyak itu. Setelah kami datangi berulang kali, akhirnya dilepas dengan harga Rp 120 juta dengan syarat tidak akan dibongkar atau diubah bentuknya,” tambah Nunum.

Sampai kini Nunum masih menyimpan berita acara serah terima rumah antara Alimin dan Moeljadi. Di situ antara lain disebutkan, rumah yang diserahkan kepada Alimin memiliki spesifikasi satu kamar duduk (tamu), dua kamar tidur, satu kamar makan, satu dapur, satu gudang, satu kamar mandi plus WC berikut perabotan rumah tangga. ”Yang tidak kami temukan gudangnya di mana,” kata Nunum. Sementara perabotan rumah tangganya masih disimpan ahli waris Alimin.

Menurut Jose, sebagian uang untuk membeli rumah itu ia peroleh setelah pementasan lakon Musang Berjanggut di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ) tahun 2003. ”Itu antara lain, tetapi uang tambahannya tentu kami kumpulkan sedikit demi sedikit,” katanya.

Meski terkadang kondisi rumah tua dengan begitu banyak buku yang belum sempat diatur itu diprotes oleh sejumlah keluarga, Nunum tetap merasa bangga hidup di dalamnya. ”Saya sedikit yakin, rumah ini dirancang oleh Bung Karno. Itu terlihat dari jendela kaca kecil yang dilindungi oleh tonjolan tembok. Itu khas,” katanya. Ibaratnya, katanya, meski jelek, tetapi pada zamannya sangat berarti. Meski kini terletak di gang sempit perkampungan, tetapi sejarah yang melekat pada rumah itu menjadi kebanggaan.

Bahkan, jika ada rezeki dan kesempatan, Nunum dan Jose bercita-cita menjadikan rumah itu sebagai museum dan perpustakaan. ”Itu jika ada rezeki. Kami akan mencari rumah lain. Biarlah rumah ini jadi museum, sebagai saksi dari sejarah Indonesia,” kata Jose menimpali. (CAN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com