Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Dana Aspirasi" Ciptakan Politik Klan

Kompas.com - 30/06/2010, 13:54 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejak awal usul "dana aspirasi" diwacanakan Fraksi Partai Golkar, beragam pendapat mengemuka. Ada yang berpendapat, penggelontoran dana aspirasi hanya akan membuka peluang korupsi. Lainnya, DPR sebagai lembaga legislatif tak punya kewenangan untuk meminta alokasi anggaran.

Kini, setelah wacana itu mulai tenggelam, DPD kembali mengajukan konsep yang "serupa tapi tak sama". Namanya Agenda Program Percepatan dan Pembangunan Daerah (P4D). DPD mengusulkan, dana itu diberikan ke desa sebesar Rp 1 miliar. Pencairannya harus dengan persetujuan anggota Dewan.

Wakil Ketua DPR Pramono Anung mengatakan, pemberian dana itu sarat akan ketidakadilan dan tidak sesuai prinsip demokrasi. Ia mencontohkan, konsep yang sama juga dijalankan di Amerika Serikat dengan nama pork barrel project. Proyek ini pun ingin dihapuskan Presiden Obama karena dinilai menghambat regenerasi politisi. Politisi baru tak kuat bersaing dengan politisi incumbent (petahana) yang sudah lebih "jorjoran".

"Ini akan menimbulkan ketidakadilan bagi calon baru yang akan bertempur di suatu daerah. Demokrasi itu harus ada fairness. Dana-dana seperti ini, dalam demokrasi ada ketidakadilan, walau di Amerika ada pork barrel. Di sana, proyek ini juga digugat. Bahkan, Obama ingin menghapus itu. Ternyata tidak bisa," kata Pramono, Rabu (30/6/2010) di Gedung DPR, Jakarta.

Ia berpandangan, dengan program ini, politisi bisa jadi hanya diteruskan klan politisi sebelumnya. "Di Amerika, ada yang menjadi senator selama 40 tahun karena dana ini. Di Detroit, ada jembatan yang dibuat oleh senator, maka ada utang budi dari masyarakat. Politik jadi politik turun-temurun," ujar mantan Sekjen PDI Perjuangan ini.

Menurut Pramono, calon petahana akan lebih gampang memenangkan pertarungan dan berpeluang terpilih kembali dibandingkan dengan calon baru. "Secara demokrasi, tidak pas. Harus equal bagi semua orang," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

    BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

    Nasional
    BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

    BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

    Nasional
    Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

    Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

    Nasional
    Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

    Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

    Nasional
    TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

    TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

    Nasional
    Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

    Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

    Nasional
    PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

    PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

    Nasional
    Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

    Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

    Nasional
    Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

    Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

    Nasional
    Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

    Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

    Nasional
    PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

    PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

    Nasional
    Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

    Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

    Nasional
    Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

    Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com