Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebijakan Moratorium Tak Konsisten

Kompas.com - 02/06/2010, 09:07 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kebijakan pemerintah yang akan menerapkan moratorium pembukaan lahan baru untuk pertanian dan perkebunan, dinilai tak konsisten dengan kebijakan pemerintah baru-baru ini yang akan mengembangkan kawasan pertanian "food estate" di Manokwari, Papua Barat.

"Tiga bulan lalu baru memutuskan pengembangan kawasan food estate di Manokwari, Papua Barat untuk pertanian dan perkebunan di antaranya perkebunan kelapa sawit, akan tetapi sekarang dibatasi lahannya. Jadi, bagaimana ini mau dijalankan?" tanya seorang pejabat Kementerian Pertanian kepada Kompas.

Ia berkomentar terkait pengembangan industri kelapa sawit dengan moratorium lahan baru di sela-sela Konferensi Internasional mengenai Minyak Kelapa Sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Yogya Expo Centre, Yogyakarta, Rabu (2/6/2010) pagi ini.

Pejabat muda kementerian pertanian yang mengenakan batik biru muda itu mempersoalkan kelanjutan mega proyek pertanian yang akan meningkatkan produksi pertanian dan perkebunan di Indonesia. Akan tetapi dengan adanya moratorium tersebut, diperkirakan tidak akan berjalan.

"Saya agak malas bicara dengan kebijakan yang tidak konsisten ini. Nanti saja ya bicara lagi," tuturnya, seraya pergi dan meminta namanya tidak dikutip.

Kawasan food estate yang rencananya akan dikembangkan di Papua Barat, sejauh ini tercatat mencapai 1,2 juta hektar lahan gambut dan lahan hutan. Akan tetapi, Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, saat ditanya pers di Norwegia, di sela-sela mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pekan lalu, menyatakan hanya ribuan hektar lahan yang akan digunakan sebagai food estate atau sekitar 2.500 hektar.

"Untuk pertanian dan perkebunan, kita akan menggunakan 6,7 juta hektar lahan kritis yang selama ini ditelantarkan. Lahan tersebut yang akan digunakan untuk perkebunan sawit dan pertanian lainnya. Jadi, ada larangan konversi lahan," ujarnya, waktu itu.

Berdasarkan berdasarkan Letter of Intent (LoI) tentang kerjasama RI dan Norwegia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari deforestasi dan degradasi hutan, disyaratkan selama dua tahun kawasan tersebut, dilakukan moratorium atau larangan untuk membuka perizinan untuk dilakukan konversi bagi lahan industri.

Kerjasama itu dilakukan untuk pengurangan emisi gas rumah kaca dari penggundulan dan kerusakan hutan (reduction emmisions from deforestation and degration/REDD+) untuk memenuhi target pengurangan sebanyak 26-41 persen sampai tahun 2020 mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Nasional
Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Nasional
Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Nasional
TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

Nasional
Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Nasional
Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com