Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasi Bebek Pak Qomar

Kompas.com - 17/05/2010, 20:18 WIB

Daging bebek itu terasa gurih dan mudah dikunyah. Rahasianya, Yusuf menyebutkan, daging bebek diungkep dengan bumbu jangkep (lengkap) selama dua jam. Bumbu jangkep itu terdiri atas bawang merah, bawang putih, kemiri, jahe, kunyit, lengkuas, ketumbar, jintan, dan daun jeruk yang dihaluskan menjadi satu. Bumbu dan cara memasak semacam itu menghilangkan bau amis pada daging bebek.

Bumbu pekat yang asin, menurut Yusuf, dibuat dari endapan sisa rebusan bebek yang diolah lagi. Karena itu, bumbu lebih pekat, rasa asin serta rempah lain, seperti kemiri dan ketumbar, juga terasa kuat.

Sambal terbuat dari tomat dan cabai rawit merah ditambah bawang merah. Sebelum digerus, cabai dan tomat dimasak menggunakan air sisa rebusan bebek. ”Direbus supaya ulekannya enak. Setelah halus, baru sambal di-gongso (dimasak di penggorengan) sampai airnya (tersisa) sedikit,” kata Yusuf, warga Lamongan yang kini bermukim di Sedayu, Gresik.

Urusan memasak dan kontrol rasa berada di tangan istri Yusuf, yaitu Tonika (54). Untuk memasak dilibatkan 10 karyawan. Umumnya karyawan tersebut merupakan kerabat dari Yusuf dan Tonika. Tonika hanya mengontrol rasa.

Banyak pelanggan merasa ketagihan dengan nasi bebek Pak Qomar. Salah satunya adalah Hansen Oktaviandy (15), remaja yang tinggal di kawasan Wiyung yang berjarak sekitar 20 kilometer dari kawasan Lontar. Hansen kerap datang bersama saudara dan kerabat atau teman-temannya. Yang membuat Hansen ketagihan adalah bumbu dan sambal yang enak dan tentu saja ayam dan bebeknya digoreng tidak terlalu kering serta nasi yang disiapkan pero atau pulen.

Bagi Hansen, porsi satu piring belumlah cukup. Selain karena porsi nasi sekitar 150-200 gram, potongan bebeknya juga relatif kecil. Yusuf menjelaskan, dia memotong seekor bebek menjadi delapan bagian. Karena itu, untuk Hansen, dua porsi baru pas. ”Kalau sepupu saya, malah bisa nambah 2-3 kali,” ujar siswa SMPK Kasih, Kebraon, Surabaya, itu.

Wah, bisa nambah terusss...!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com