Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini Hubertus Leteng Ditahbiskan Jadi Uskup Ruteng

Kompas.com - 14/04/2010, 07:58 WIB

Ia menyelesaikan pendidikan dasar di SDK St Nicolaus Taga Manggarai pada 1973. Setelah itu, ia melanjutkan pendidikan ke Seminari St Pius XII Kisol Manggarai. Setelah tamat di seminari pertama itu 1976, ia melanjutkan lagi ke seminari menengah St Pius XII Kisol sampai tamat tahun 1979.  Antara tahun 1982-1984, Hubertus Leteng melanjutkan studi filsafat di STFK Ledalero Maumere di Kabupaten Sikka, Pulau Flores bagian tengah.

Setelah menjalankan tahun orientasi pastoral (TOP) di Seminari Pius XII Kisol sampai 1986, ia kemudian melanjutkan studi teologi di STFK Ledalero Maumere sampai ditahbiskan menjadi seorang imam Katolik pada 29 Juli 1988 di Gelora Samador Maumere.

Ia kemudian melanjutkan pendidikan di Universitas Tersianum Roma antara 1992-1996, dan setelah itu kembali ke Indonesia menjadi staf pengajar di STF Ledalero Maumere. Seiring perjalanan waktu, Romo Hubertus Leteng kemudian ditunjuk Paus Benedictus XVI menjadi Uskup Ruteng menggantikan almarhum Mgr Eduardus Sangsun SVD.

Moto yang diemban Mgr Hubertus Leteng, dilukiskan oleh seorang rekannya, Dr Paul Budi Kleden SVD, sebagai upaya untuk menggalang persaudaraan, menyadarkan orang lain bahwa "Kita adalah saudara yang hidup dari rahim bumi yang sama dan berbagi ruang kehidupan yang sama".

"Memang sangat mendesak dan serentak, namun tidak mudah. Tetapi, hal ini adalah sesuatu yang menggembirakan karena Mgr Hubertus Leteng memilih moto kepemimpinnya: Kamu Semua Adalah Saudara," kata Budi Kleden yang juga staf pengajar di STF Ledalero Maumere itu.

Menurut dia, moto kepemimpinan Uskup Ruteng ini menjadi sangat mendesak, karena makna persaudaraan masih dihayati secara sempit di wilayah ini.  "Saudara dipahami semata dalam lingkaran keluarga sendiri atau kelompok sendiri. Orang tidak tanggung-tanggung menyalahgunakan wewenang untuk memperkaya keluarga dan kelompok sendiri," katanya.

"Berbagai jalan pintas ditempuh untuk mempermudah keluarga sendiri, meski hal itu tidak jujur karena memangkas peluang yang mestinya didapat orang lain. Praktik perekrutan tenaga kerja masih menjadi kesempatan untuk mendemonstrasikan pandangan sempit mengenai persaudaraan itu," ujarnya.

Tidak jarang, persaudaraan bukan menjadi pengertian yang mempersatukan melainkan memisahkan, dan demi memperkokoh "persaudaraannya", orang menumbuhkan semangat permusuhan terhadap kelompok lain.

Dalam amatannya, hal sering terjadi dalam hubungan antaragama. "Sering pula terjadi, yang dilihat sebagai saudara adalah orang-orang yang sedang menguntungkan kita. Persaudaraan diukur berdasarkan potensi keuntungan yang didatangkan," katanya.

"Dan seorang pemimpin mesti berani memulai berbagi kegembiraan dan turut merasakan dan mengambil sikap dalam kemalangan," ucapnya. Budi Kleden menilai, karena kesederhanaan yang menjadi sikap dasarnya, pihaknya merasa optimistis Mgr Hubertus Leteng sanggup menjadi saudara bagi semua dan mempersaudarakan semua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com