Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Simpatik di Kabupaten Tasikmalaya yang mengekspor beras organik ke sejumlah negara kekurangan modal untuk membeli gabah dari petani. Padahal, saat ini merupakan panen raya sehingga volume gabah sedang banyak.
Apabila mampu membeli gabah sebanyak-banyaknya dari petani, kata Ketua Gapoktan Simpatik Uu Syaeful Bahri, permintaan ekspor berapa pun akan dipenuhi.
"Sekarang gapoktan hanya mampu menyerap gabah dari petani 50 ton, sedangkan potensi hasil panen padi organik dari petani sekitar 900 ton. Padahal, permintaan ekspor beras organik banyak," kata Uu, Senin (5/4).
Uu khawatir seandainya gapoktan tidak memiliki modal, kontrak ekspor dengan eksportir di Jakarta tidak bisa kontinu. Jika tidak diantisipasi, hal ini akan berujung pada menurunnya kepercayaan pembeli. Peluang pasar ekspor beras organik pun bisa saja direbut daerah lain. Saat ini Gapoktan Simpatik menyiapkan pesanan ekspor beras organik dari Singapura sebanyak 19 ton setelah sebelumnya mengekspor ke Amerika Serikat dan Malaysia dengan volume masing-masing 19 ton. (adh)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.