Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bingung Cicilan Motor, Ibu Ajak 2 Anak Bunuh Nenek

Kompas.com - 28/03/2010, 15:47 WIB

Sekitar pukul 22.00, mayat korban dibuang di kali. Minggu (21/3/2010) pagi, warga Badas geger karena menemukan mayat perempuan tua di dalam karung. Polisi awalnya kesulitan melacak pelaku karena tidak ada petunjuk awal. Polres Kediri pun fokus pada keluarga korban. Tujuh saksi, termasuk keluarga dan anak Supiatun, juga dimintai keterangan.

Namun, polisi tetap tidak bisa menemukan tersangka. Baru pada Jumat (26/3/2010), seluruh barang bukti ditemukan dan semuanya mengarah ke Rianah.

SMS tagihan
Petunjuk yang paling berarti dalam pengungkapan pembunuhan ini adalah SMS tagihan yang ada di dalam HP pelaku. Saat SMS tersangka diperiksa, sebagian besar berisi tagihan cicilan motor yang ditunggak. Motor ini dibeli enam bulan lalu dengan cicilan Rp 515.000 per bulan selama 36 kali.

“Inilah motif di balik pembunuhan yang sempat mengecohkan kami. Keluarga Rianah ingin memiliki perhiasan dan uang korban sebab keluarga ini punya tanggungan cicilan motor yang sudah nunggak,” kata Benyamin yang mantan Kapolres Lamongan ini.

Awalnya, tak seorang pun menaruh curiga kepada kelurga Rianah. Rianah membantu prosesi penguburan Supiatun. Ia pun ikut menyiapkan segala sesuatu pada malam-malam tahlilan.

Dua hari menjelang selamatan tujuh hari, Rianah menaruh emas Supiatun di bawah kasur kamar Syafi’i. Ia berharap polisi menemukan emas itu dan menangkap Syafi’i sebagai pelaku pembunuhan. Akal bulusnya dilakukan saat Rianah ikut membantu menyiapkan masakan untuk tahlilan.

Menurut keterangan polisi, Rianah sebenarnya sudah meminjam uang sebesar Rp 500.000 ke Supiatun pada Februari lalu. Adapun Rianah adalah anak dari adik Supiatun.

Rianah yang digelandang bersama dua anaknya ke Polres Kediri langsung menangis sesenggukan. Dengan kepala dan wajah ditutupi, ibu ini memeluk pilu dua anaknya. “Mereka tidak bersalah. Saya yang bersalah,” katanya sambil terus menangis. Sementara dengan polos, BH mengakui bahwa dia membantu ibunya karena diminta. Bocah kelas I sebuah MTs ini mengaku bahwa dia juga tidak ingin motor barunya ditarik leasing. “Saya ingin punya motor,” kata BH. (fai)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com