Medan, Kompas
Selama satu pekan terjadi kenaikan korban meninggal berjumlah satu orang dan jumlah gigitan dari 115 gigitan menjadi 324 gigitan. Sebanyak tujuh orang di antaranya digigit kucing.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Gunungsitoli, yang dihubungi dari Medan, Temaziduhu Lombu mengatakan, dari 324 orang yang digigit anjing/kucing baru 116 orang yang mendapatkan vaksin. Sebanyak 55 orang mendapat vaksin dari Depkes, 25 orang mendapat vaksin dari donatur di Jakarta, dan 36 orang membeli sendiri di apotek.
”Sampai saat ini kondisi APBD daerah pemekaran belum memungkinkan untuk bisa membeli vaksin sendiri. Maka kami masih menunggu bantuan ke Depkes dan Dinas Kesehatan Sumut,” tutur Lombu. ”Kami berharap jangan sampai bantuan terlambat. Vaksin datang, tetapi korban sudah berjatuhan,” kata Lombu.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Nias Julianus Dawolo mengatakan, pihaknya sudah mengajukan dana vaksin ke APBD Kabupaten Nias untuk RSUD Gunungsitoli sebanyak Rp 600 juta dan Rp 300 juta untuk puskesmas di Kabupaten Nias.
Menurut Dawolo, di Kabupaten Nias sudah 201 orang yang digigit anjing. Sebanyak 150 orang di RSUD Gunungsitoli yang berasal dari berbagai daerah, sementara yang melapor ke puskesmas sebanyak 51 orang. ”Saat ini stok vaksin kosong, bantuan pemerintah sebanyak 100 vaksin sudah habis,” tutur Dawolo.
Namun, sampai saat ini koordinasi antarkabupaten/kota di Pulau Nias untuk menangani rabies secara bersama belum terjadi. Dawolo mengatakan, dalam pertemuan di Hotel Antares bersama Dinas Kesehatan Sumut dan Departemen Kesehatan, pekan lalu, pihaknya sudah mengusulkan agar pemerintah provinsi memfasilitasi pertemuan koordinasi itu. Namun, sampai sekarang belum terjadi. (WSI)