Tolak Perluasan Pabrik Semen Bawa Pocong

TUBAN, KOMPAS.com — Sekitar 200 orang dari Desa Tegalrejo, Tuwiriwetan, Kapu, dan Tuwiri Kulon, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban, Rabu (10/3/2010), berunjuk rasa ke Kantor DPRD Tuban di Jalan Dr Wahidin. Mereka menolak perluasan tambang Semen Gresik di lahan milik Perhutani yang selama ini digunakan warga untuk bertani. Mereka membawa pocong dan boneka petani.

Oleh karena Ketua DPRD Tuban, Kristiawan, tidak mau menemui pengunjuk rasa, pengunjuk rasa kecewa dan mengeluarkan isi pocong dan boneka petani, lalu dihambur-hamburkan ke halaman DPRD. Mereka juga terlibat saling dorong dengan polisi. Koordinator Aksi, Kuncoko, sempat diamankan, tetapi berhasil dibebaskan pengunjuk rasa lainnya.

Pengunjuk rasa menutup akses jalan di perempatan patung Jalan Dr Wahidin dan Teuku Umar sehingga menimbulkan kemacetan. Truk Semen Gresik sempat disandera dan dipukuli. Truk berhasil lolos dengan bantuan polisi.

Setelah itu, pengunjuk rasa mendatangi Kantor Bupati di Jalan Veteran. Mereka diterima Wakil Bupati Tuban Lilik Suhardjono. Lilik berjanji akan mempertemukan warga dengan PT Semen Gresik.

Kuncoko menyatakan, warga tetap menolak perluasan tambang semen. Warga terancam kehilangan penghasilan bila perluasan dipaksakan. Warga tidak bisa mengolah lagi lahan Perhutani untuk bercocok tanam. "Kalau dipaksakan, kami akan tetap menolak perluasan tambang semen," katanya.