Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arus Deras Menyebabkan Tebing Sungai Tergerus

Kompas.com - 10/03/2010, 09:25 WIB

MUSI RAWAS, KOMPAS.com - Sebagian alur Sungai Musi antara Tebing Tinggi, ibu kota Kabupaten Empat Lawang, dan Muara Kelingi, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan, terkikis. Arus deras sungai terpanjang di Sumatera Selatan itu menyebabkan tebing tergerus di banyak lokasi, terutama di ruas 40 kilometer dari Tebing Tinggi ke arah Muara Kelingi.

Di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) sekitar 70 kilometer itu, kondisi hutan rakyat masih tampak bagus. Meskipun sebagian lahan di atasnya telah dibuka untuk perkebunan, kawasan tersebut masih hijau. Warga umumnya menanam kopi, durian, duku, dan karet.

Berdasarkan hasil pemantauan tim Jelajah Musi 2010, Selasa (9/3/2010), kerusakan DAS Musi akibat perkebunan hanya terjadi di beberapa lokasi perkebunan sawit. Misalnya, di perkebunan sawit yang terletak sekitar 5 kilometer sebelum Muara Kelingi, tebing sungai longsor.

Paling parah

Di lebih dari 30 lokasi terlihat pula pembukaan lahan di DAS, terutama untuk menanam padi. Warga memanfaatkan lahan tersebut secara tumpang sari, sebelum pohon karet yang mereka tanam tumbuh besar.

Kikisan air deras Sungai Musi paling parah terjadi pertengahan hingga akhir Februari lalu. Saat itu banjir besar membuat sebagian Kabupaten Musi Rawas dan Kabupaten Musi Banyuasin kebanjiran dan ribuan keluarga terpaksa mengungsi.

Besarnya banjir saat itu masih menyisakan jejak di aliran Sungai Musi. Sampah-sampah plastik yang terbawa arus, misalnya, kemarin terlihat tersangkut di pepohonan besar yang tumbuh di tepi sungai, sekitar 5 meter dari tinggi muka air.

Banyak pula tanaman hanyut di sepanjang sungai dan tersangkut di pohon-pohon besar yang masih berdiri. Sebagian tumbuhan lain rebah di tepi sungai.

Jembatan gantung

Sepanjang perjalanan kemarin, tampak pula delapan jembatan gantung, tetapi dua di antaranya rusak tak termanfaatkan. Jembatan-jembatan itulah yang menghubungkan warga di kedua sisi sungai.

Terkait keberadaan jembatan seperti itu, Rojak (39), warga Desa Pangkalan Tarum, Kecamatan BTS Ulu, Musi Rawas, mengeluhkan tidak rampungnya pembangunan jembatan besar di daerahnya.

”Kami juga membutuhkan jembatan untuk mendukung aktivitas berkebun dan menjual hasil pertanian. Namun, sampai sekarang jembatan tak kunjung selesai dibangun,” katanya seraya menambahkan, jembatan itu dibangun oleh pemerintah.

Jembatan tersebut menghubungkan Desa Pangkalan Tarum dengan kawasan lain di seberang sungai. (mul/jan/oni/hln/mzw)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com