Banjir yang juga terjadi akibat luapan air sungai yang mengalir deras di wilayah Kota Padang itu meminta korban jiwa. Seorang warga bernama Jahar (50) terpeleset dan hanyut di sungai yang berada di Lori Lubuk Minturun, Koto Tangah, Kota Padang, saat ingin mengambil air wudu.
Berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Dampak Bencana Daerah Kota Padang, sepanjang Januari hingga Maret 2010 terdapat lima orang yang tewas akibat hanyut dalam derasnya aliran air dan terjangan banjir. ”Ya, kami peringatkan warga kalau hujan sudah lebih dari tiga jam, agar mereka bersiap-siap,” kata Dedi sembari membenarkan bahwa banyak saluran air yang mampat di Kota Padang.
Menurut Dedi, sejumlah wilayah, seperti di Koto Tangah, Padang Selatan, Lubuk Begalung, dan Bungus di Kota Padang, merupakan wilayah yang rawan banjir dan tanah longsor. Tidak kurang 2.000 rumah menjadi sasaran rendaman banjir di Koto Tangah, Kota Padang.
Sementara menurut Ade, banjir di terjadi karena ketidakpatuhan menjalankan peraturan. Selain itu, juga disebabkan pendirian permukiman di wilayah yang semestinya menjadi tempat konservasi air.
”Banjir terjadi karena hujan, pemilihan lokasi permukiman, pendangkalan sungai, dan terganggunya daerah resapan air,” kata Ade.