Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Semua Perajin Logam Mau Direlokasi

Kompas.com - 06/03/2010, 12:52 WIB

Slawi, Kompas - Relokasi perajin peleburan limbah logam di Desa Pesarean, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal, ke tempat yang baru ternyata telah dilakukan sejak tahun 2007. Namun, hingga kini belum semua perajin bersedia direlokasi karena berbagai alasan. Selain tidak memiliki uang untuk membangun tempat usaha baru, para perajin beralasan tempat yang baru jauh dari rumah tinggal mereka.

Bendahara Koperasi Perkampungan Industri Kecil Desa Kebasen, Kecamatan Talang, Supandi (29), Jumat (5/3), mengatakan, sejak tiga tahun lalu pemerintah telah menunjuk tempat relokasi bagi perajin tersebut yang berlokasi di Desa Kebasen, Talang. Lahan seluas 1,8 hektar tersebut sekitar dua kilometer dari Desa Pesarean.

Namun, dari sekitar 100 perajin, hingga saat ini hanya sekitar 15 perajin yang bersedia pindah dan bergabung dalam Perkampungan Industri Kecil Desa Kebasen.

Relokasi perajin ini, kata Supandi, mutlak diperlukan. Selama ini, para perajin mengolah limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) untuk dijadikan produk logam, seperti timah, aluminium, dan kuningan dengan cara dibakar. Bahkan, sebagian limbah yang diolah mengandung zat radioaktif yang berbahaya bagi manusia.

Pengolahan limbah itu juga belum menggunakan sistem yang aman. Sisa pembakaran masih dibiarkan menumpuk di lahan terbuka sehingga terserap tanah dan mencemari air.

Selain merusak lingkungan, kondisi itu juga menggangu kesehatan masyarakat. Data Puskesmas Adiwerna, Tegal, selama periode Juni-November 2009, terdapat 441 warga Desa Pesarean yang terserang infeksi saluran pernapasan atas. Selain itu, sebanyak 165 warga terkena penyakit kulit akibat jamur, infeksi, dan alergi.

Ketua RT 31/7, Desa Pesarean, Abu Bakar (45), mengatakan, warga sudah memprotes keberadaan industri tersebut sejak lebih dari 10 tahun lalu karena dampaknya sangat mengganggu warga. Namun, tidak ada tanggapan. (wie)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com