Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penderita Pascagempa Padang Melonjak

Kompas.com - 24/02/2010, 03:48 WIB

Padang, Kompas - Jumlah penderita demam berdarah di Kota Padang setelah gempa bumi meluluhlantakkan sebagian kota itu pada 30 September terus melonjak. Kenaikan jumlah pasien selain disebabkan musim hujan dan pancaroba, juga disebabkan relatif masih banyaknya puing-puing bangunan yang belum dibersihkan.

Sejumlah pasien demam berdarah pada Selasa (23/2) masih terlihat dirawat di sejumlah ruangan di RSUD dr Rasidin, Kota Padang, Sumatera Barat. Pejabat Pelaksana Harian RSUD dr Rasidin Syafruddin memastikan lonjakan pasien itu terjadi hingga menjelang akhir Februari ini.

Nani Susanti (31) yang juga tengah menunggui anaknya, Zaki Ikhsanul Hakim (11), mengatakan hal serupa. Ia menyebutkan, sejumlah kotoran yang juga relatif berserakan di lingkungan rumahnya di Kota Padang membuat jumlah nyamuk makin banyak.

Asnah (39), salah seorang ibu pasien demam berdarah bernama Intan Sriwahyuni (10), mengatakan, anaknya yang dirawat sejak Minggu malam mulanya hanya mengalami muntah-muntah biasa. Ia membenarkan, sebagian puing sisa gempa masih berserakan di sekitar rumahnya yang berada di Kota Padang yang nyaman untuk nyamuk bersarang.

Syafruddin menambahkan, hingga sejauh ini belum ada pasien demam berdarah yang sampai meninggal dunia. Pasalnya, sebagian besar di antara mereka datang ke rumah sakit dalam masa-masa awal terjangkit virus demam berdarah.

Berdasarkan data dari RSUD dr Rasidin, jumlah penderita demam berdarah yang berusia di atas 13 tahun pada oktober 2009 hanya sejumlah 19 orang. Pada November 2009 jumlahnya naik menjadi 24 orang, menjadi 35 orang pada Desember 2009, kemudian menjadi 31 orang pada Januari 2010, dan hingga 22 Februari bertambah sebanyak 42 orang. (INK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com