Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Hujan dan Penampakan di Papandayan dan Cangkuang

Kompas.com - 23/02/2010, 08:51 WIB

Meski hanya beberapa menit, saat angin kencang datang lagi sebanyak tiga kali, dan rombongan masih melanggar pantangan itu, hujan deras pun turun lagi. "Kenapa ada pantangan ini? Karena saat ini kan sedang musim hujan. Tadinya sudah ada pawang yang sudah berusaha menghambat supaya hujan tidak turun saat orang-orang naik melihat kawah. Tapi, namanya juga pawang hujan,  minta ke Karuhun (nenek moyang) pasti ada pantangan yang enggak boleh dilanggar," ungkap Ade Nadin, pemandu di Papandayan.

Misteri lainnya adalah musibah meletus dan longsor yang terjadi di Papandayan. Peristiwa terjadi selalu di tahun yang berakhir dengan angka dua dan korban jiwa yang melayang dipastikan selalu ganjil. 

Fakta angka ganjil dan angka dua ini bukan isapan jempol, karena sesuai catatan yang ada,  Papandayan pernah meletus tiga kali, yaitu di tahun 1772, 1942, dan terakhir tahun 2002. Korbannya tercatat mulai dari 300 jiwa, dan lima orang. "Kami juga tidak paham kenapa seperti ini, tetapi memang nyatanya begini. Makanya, warga asli di sekitar Papandayan setahun sekali mengadakan sesaji," Ade menjelaskan.

Di Cangkuang, pada Minggu 23 Desember tahun 2007 sekitar pukul 16.30, sempat terekam sebuah penampakan yang diduga kuat arwah dari Arif Muhammad. Ketika itu ada sejumlah orang yang sedang berziarah. Gambar yang terekam kamera foto manual ini sampai sekarang masih dipamerkan di museum kecil di dekat candi.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com