Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Imlek untuk Indonesia

Kompas.com - 13/02/2010, 15:11 WIB

Oleh Cornelius Helmy

"Tahun lalu tercatat sebagai pertunjukan paling luar biasa. Ketika tampil di salah satu mal di Bandung, sekitar 10.000 orang diklaim menonton aksi kami. Bahkan, katanya delapan orang pingsan berdesakan dan 18 anak kecil hilang," ujar Manajer Kelompok Barongsai Long Qing Ibrahim Sopanji atau biasa dipanggil Panji.

Panji yakin, fenomena itu bukti barongsai bukan hanya milik etnis Tionghoa. Masyarakat umum juga merasa memiliki dan terhibur dengan pertunjukan barongsai tonggak, barongsai lantai, hingga naga panjang. "Mayoritas penonton barongsai juga bukan etnis Tionghoa. Saya yakin barongsai sudah menjadi bagian dan milik Indonesia," kata Panji.

Ia mengatakan, ini jauh berbeda dibandingkan dengan masa ketika barongsai menjadi kesenian terlarang. Bahkan, sekadar berlatih saja, ia dan teman-temannya harus sembunyi-sembunyi. Pemerintah saat itu melarang penampilan barongsai karena dianggap budaya asing yang tidak mendidik.

"Tarian barongsai rahasia itu pertama kali kami pentaskan di Cimahi dalam rangka Imlek sebelum tahun 1998. Penontonnya mayoritas etnis Tionghoa yang kangen barongsai," kata Panji.

Banjir permintaan

Era itu berakhir sekitar tahun 1998. Sejak kekangan barongsai dibebaskan, permintaan tampil membanjir. Saat-saat laris adalah jika sudah memasuki Tahun Baru China atau Imlek hingga Cap Go Meh.

Tahun ini, misalnya, antara 22 Januari dan 21 Februari, Kelompok Barongsai Long Qing akan dan sudah berpentas di 25 tempat, baik di hotel bintang lima, pusat perbelanjaan, maupun sekolah menengah atas. Tarifnya pun beragam tergantung permintaan.

Tarif pementasan barongsai Rp 8 juta per pertunjukan. Tampilannya seperti barongsai tonggak, barongsai duduk, naga panjang atau liong, wushu, tarian, dan musik tradisional China. Total personel yang dilibatkan sekitar 40 orang. Pementasan kecil dihargai Rp 3 juta. Penonton hanya dihibur atraksi sepasang barongsai duduk.

Banjir permintaan tampil juga dialami Kelompok Barongsai Naga Merah. Pendiri Naga Merah Aizan Tan berkisah, pada 7-28 Februari pihaknya mementaskan 25 pertunjukan di mal hingga kantor instansi swasta. Tarif disesuaikan dengan besar dan kecilnya pertunjukan. Tarif pertunjukan besar Rp 11 juta per tiga hari dengan durasi 2-3 jam, sedangkan tarif skala kecil Rp 3 juta-Rp 3,5 juta per hari dengan durasi sama.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com