Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Perlu Respons Usulan Jadikan Gus Dur sebagai Pahlawan

Kompas.com - 02/01/2010, 13:31 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Usulan menjadikan almarhum KH Abdurrahman Wahid atau akrab disapa Gus Dur sebagai pahlawan nasional hendaknya segera direspons oleh Pemerintah Repubik Indonesia. Pasalnya, tidak sedikit jasa mantan Presiden RI ke-4 tersebut terhadap bangsa Indonesia, terutama menjadi pemersatu umat beragama dan mengharumkan nama Indonesia di mancanegara.

Nurul Arifin, artis yang kini menjadi anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golongan Karya, sangat setuju dan mengimbau pemerintah untuk segera mengangkat Gus Dur menjadi pahlawan nasional. "Saya sangat setuju kalau Gus Dur diangkat menjadi pahlawan nasional dan pemerintah hendaknya merespons hal tersebut. Sebab, Gus Dur-lah yang telah menegakkan dan membangun prinsip-prinsip pluralisme sehingga bisa mempersatukan rakyat Indonesia." cetus ibu dua anak ini, Sabtu (2/1/2010).

Selain itu, menurut istri Mayong Suryaloksono ini, jasa Gus Dur sangat besar terhadap bangsa Indonesia, terutama dalam memantapkan ideologi Pancasila dan menjadikan kehidupan masyarakat plural menjadi harmonis. Selain itu, lanjut Nurul, dalam memimpin, Gus Dur adalah sosok yang mampu membentuk opini publik dan tidak mudah tunduk terhadap kekuasaan massa.

"Menjadikan almarhum sebagai pahlawan nasional dapat menjadi teladan bagi anak negeri agar selalu mendarmabaktikan dirinya untuk kepentingan bangsa dan negara seperti almarhum. Gus Dur-lah yang berusaha menancapkan kebinekaan menjadi satu dan tetap utuh," ujarnya.

Hal senada diungkapkan oleh Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie bahwa pemerintah sepatutnya memberikan gelar pahlawan nasional kepada almarhum Gus Dur. "Semasa hidup, Gus Dur selalu menegakkan demokrasi di Indonesia. Beliau pantas mendapat penghargaan dari negara. Gus Dur adalah pemimpin besar yang berani melawan arus. Kita butuh orang seperti beliau," ujarnya di Jakarta kemarin.

Gus Dur meninggal pada Kamis 30 Desember 2009 di RS Cipto Mangunkusumo. Sejumlah pihak mengusulkan agar Gus Dur dijadikan pahlawan nasional mengingat jasa-jasanya yang besar bagi Indonesia. (yon)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com