Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gus Dur, Dari Kursi Pijat sampai THR

Kompas.com - 02/01/2010, 11:59 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Salah satu tokoh bangsa Indonesia, Abdurrahman Wahid atau yang akrab dipanggil Gus Dur, telah berpulang. Namun, beberapa barang pribadinya masih berada di ruang kerjanya, Kantor PBNU kawasan Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (2/1/2010), untuk mengingatkan kita padanya.

Seorang petugas keamanan Kantor PBNU, Chairul Taufik, hapal benar apa yang ada di dalam ruang kerja yang kini tertutup rapat dan digembok itu. Menurutnya, saat Gus Dur masih rutin berkantor di PBNU, ia memanjakan dirinya dengan beberapa barang pribadinya, seperti kursi pijat listrik, tape, dan sebuah televisi. Barang-barang tersebut kini masih berada di ruang kerja Gus Dur.

"Kursi kerja bapak bisa mijet otomatis. Jadi, kalau bapak pegal-pegal, kursinya tinggal dihidupin untuk mijet," kata Chairul Taufik saat ditemui Persda Network di Kantor PBNU.

Ia menambahkan, sebenarnya ada satu lagi barang pribadi milik Gus Dur, yakni audio book lengkap dengan headset-nya. Untuk barang yang satu ini, oleh Gus Dur selalu dibawa ke mana pun dia bepergian.

Karena kedekatannya, pria yang akrab dipanggil Taufik ini mengaku kaget dan tak percaya saat asisten pribadi Gus Dur, Sulaiman, mengatakan kepadanya bahwa bosnya itu telah tiada pada Rabu (30/12/2009) pukul 18.45 WIB.

Taufik menceritakan, kala itu pihak ajudan sengaja datang ke ruang kerja Gus Dur untuk mengambil kaset-kaset pribadi milik Gus Dur. "Pas Bapak meninggal, ajudan dan sopir Bapak datang ke sini mengambil kaset-kaset. Enggak tahu ambil kaset lagu apa, tapi sepertinya sih, musik yang klasik-klasik gitu," ungkapnya.

Meski sudah tidak menjadi Ketua Umum PBNU, ruang kerja Gus Dur oleh pihak PBNU memang sengaja tidak boleh ditempati oleh orang lain. Ruang kerja Gus Dur dengan satu meja dan sebuah televisi serta tape musik yang ada di atasnya itu memang khusus untuk Gus Dur.

Di belakang meja terdapat sebuah kursi pijat listrik, sedangkan di depan meja ada tiga kursi berwarna hijau untuk menerima tamu. Satu rak berisi buku-buku bacaan Gus Dur juga masih berada di sana.

Taufik mengatakan, kala lelah, terkadang Gus Dur tidur di lantai yang hanya beralaskan sebuah karpet tipis di depan meja kerjanya.

Taufik mengaku sangat kehilangan bosnya itu. Di mata Taufik, Gus Dur adalah sosok bos yang sangat memerhatikan bawahannya, termasuk para petugas keamanan Kantor PBNU.

Ia mengaku terakhir bertatap muka langsung dengannya saat Gus Dur datang ke Kantor PBNU menjelang hari Lebaran lalu. Kala itu, Gus Dur masih sempat mengecek persiapan keuangan tunjangan hari raya (THR) lebaran untuk bawahannya.

Khusus dari Gus Dur, Taufik mengaku bahwa setiap petugas keamanan kebagian jatah THR Rp 1 juta dan itu rutin diberikan setiap tahunnya. "Gus Dur baik sama petugas keamanan semua. Dia orangnya merakyat dan sederhana. Kami dapat THR Rp 1 juta setiap orang. Kalau dari pihak kantor sendiri enggak sampai segitu," ungkapnya.

Karena latar belakang Gus Dur adalah pesantren, terkadang Taufik tak segan mencium orang yang disebut-sebut sebagai keturunan wali itu. "Kalau yang lain sudah pada salaman, security ikut cium tangan," ujarnya. (coz)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

Nasional
Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Nasional
Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Nasional
Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Nasional
Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Nasional
Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com