Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepuluh Jalak Bali Hasil Penangkaran Dilepasliarkan

Kompas.com - 31/12/2009, 16:39 WIB

DENPASAR, KOMPAS.com - Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan melakukan serangkaian kunjungan dua hari di Taman Nasional Bali Barat, melepas sepuluh jalak putih (Leocopsar rothschildi) sebagai upaya memperbanyak populasi di alam bebas.

"Kesepuluh jalak putih yang dilepas ke habitatnya tersebut seluruhnya merupakan hasil penangkaran," kata Kepala Taman Nasional Bali Barat (TNBB) Drs Bambang Darmaja di Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Kamis (31/12/2009).

Menhut Zulkifli Hasan antara lain didampingi Dirjen Bina Produksi Departemen Kehutanan Dr Hadi Daryanto melakukan kunjungan kerja di Bali dengan berbagai aktivitas, termasuk melepas 30 tukik (anak penyu). Pelepasan jalak putih maskot fauna Pulau Dewata ke alam bebas itu dilakukan di habitatnya di sekitar daerah Brumbun kawasan TNBB.

"Si jambul indah yang bersuara merdu itu sebelum dilepas ke habitatnya terlebih dulu dipasangi cincin pemancar pada bagian kakinya, dengan harapan keberadaannya bisa terus dipantau.
Burung endemik yang dilepas itu sebelumnya sudah melalui masa adaptasi beberapa hari di TNBB, yakni dengan jalan ditempatkan pada sangkar sistem buka-tutup," tutur Bambang Darmaja.

Ia menjelaskan, populasi burung jalak khas Bali itu di habitatnya di TNBB diperkirakan 50-60 ekor. Sementara di penangkaran masih terdapat sekitar 170 ekor yang tetap dipelihara secara intensif. Berbagai upaya dilakukan untuk menyelamatkan burung endemik tersebut agar jangan sampai punah seperti nasib harimau Bali.

Convention on International Trade in Endangered Species (CITES), telah memasukkan spesies jalak Bali dalam daftar appendix 1 CITES atau masuk dalam kategori satwa yang terancam punah. Oleh sebab itu berbagai upaya dilakukan untuk menyelamatkan burung endemik itu, sekaligus meningkatkan populasi burung yang tergolong unik tersebut.

Dengan jumlah 200 ekor populasi di alam bebas, maskot fauna Bali itu diharapkan dapat berkembangbiak dengan baik. "Kita harapkan burung jalak itu berkembang terus di habitatnya maupun penangkaran," ucap Bambang Darmaja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com