Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gadis Cantik Sukses Menjebak Perampok

Kompas.com - 19/12/2009, 10:05 WIB

“Padahal saat tidur itu saya pakai selimut tebal dan baju tertutup. Tapi saya juga khawatir karena KTP yang berisi alamat di Malang juga hilang,” ungkap Yuni.

Ajak Kencan

Mendapat teror telepon dari pelaku, Yuni pun langsung melapor ke Polsek Junrejo, dan oleh pihak Intel Junrejo, Yuni diminta untuk menjebak agar tersangka keluar dari persembunyiannya. Yuni pun menuruti saran polisi.

Sedikitnya 10 kali tersangka terlibat pembicaraan dengan Yuni, termasuk melayani pembicaraan yang agak nakal. “Saya terpaksa melayani omongan joroknya, untuk mengundangnya ketemu saya langsung. Dan, ternyata dia tak hanya ingin kenal saya, tetapi juga mengajak kencan ke kebun teh di Lawang,” kata Yuni.

Menurut pengakuan Yuni, sang perampok sempat meragukan Yuni yang curiga dirinya sedang dijebak. Tetapi berkat kelihaian Yuni bercerita dan berpura-pura tertarik dengan ajakan kencan itu, sang perampok akhirnya percaya. “Mas umurnya berapa? Kalau sudah tua saya nggak mau kencan dengan mas. Saya kan masih 22 tahun mas,” kata Yuni menirukan kembali rayuannya ketika itu.

Kepada Yuni, Sahril mengaku masih berumur 31 tahun. Mendapat rayuan maut dari Yuni, ternyata otak tersangka sudah dipenuhi dengan sensasi liar. Akibatnya, tersangka pun langsung mengajak Yuni bertemu hari itu juga di Alun-alun Kota Malang.

Sesuai ajakan itu, Yuni pun berangkat ke Alun-alun Kota Malang. Sesampai di alun-alun, Yuni langsung tahu dimana posisi lelaki itu, karena sudah janjian. Begitu bertemu, Sahril bahkan langsung memberikan helm untuk diajak naik sepeda motornya menuju Lawang.

“Sebelum motor berjalan, saat itu saya beranikan diri langsung mengambil kunci motornya agar dia tidak bisa lari. Dan, saat itu juga polisi yang sudah mengintai langsung menangkapnya,” ceita Yuni.

Kapolres Batu Tedjo Wijanarko mengatakan akan menyelidiki kasus ini lebih dalam. Meskipun tersangka sudah dibekuk, tak menutup kemungkinan jika tersangka melakukan bersama temannya. “Kami akan mengembangkan kasus ini. Apalagi golok yang digunakan untuk membacok korban hingga kini belum ditemukan,” tandas Tedjo. st11

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com