Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OC Kaligis Minta Saksi Perkara dan Rekaman Dibuka

Kompas.com - 14/12/2009, 14:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengacara OC Kaligis meminta para saksi dalam perkara pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi, Bibit S Riyanto dan Chandra M Hamzah, dihadirkan dalam sidang praperadilan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Selain itu, dia meminta agar rekaman pembicaraan antara Ari Muladi dan Deputi Bidang Penindakan KPK Ade Raharja dibuka di pengadilan.

"Jadi, kami minta dibuka rekaman percakapan antara AR (Ade Rahardja) dan AM (Ari Muladi). Itu kan enggak pernah terbuka. Kalau dibuka kami dengar apa pembicaraannya," kata Kaligis saat sidang praperadilan di PN Jaksel.

Kaligis mewakili komunitas advokad dan masyarakat mengajukan gugatan praperadilan terkait penerbitan surat penetapan penghentian perkaran (SKPP) terhadap kasus Bibit-Chandra oleh Kejari Jaksel. Mereka berpendapat bahwa SKPP itu melanggar hukum. Sebelumnya, digelar sidang dengan gugatan yang sama atas permohonan tiga LSM.

Kaligis mengatakan, penyidik Mabes Polri telah memeriksa sembilan saksi untuk perkara Bibit dan 19 saksi untuk perkara Chandra. Selain itu, penyidik telah meminta keterangan saksi ahli sebanyak tiga orang untuk perkara Bibit dan lima ahli untuk perkara Chandra.

"Ini kan mesti kita dengar semua yang mengatakan bahwa mereka korupsi," kata Kaligis.

Menurut pengacara senior itu, pembukaan rekaman pembicaraan di pengadilan penting karena Ari Muladi selama ini membantah pernah bertemu dengan Ade Rahardja.

"Rekaman itu ada di penyidik. Kalau dibuka, kita dengar apa pembicaraannya. Apa benar AR mengatakan tidak pernah bertemu, tapi mengapa ada pembicaraan. Pembicaraan itu lebih dari 30 kali. Dibuka di sini (pengadilan) biar terang benderang," kata OC Kaligis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain di Pilgub Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain di Pilgub Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com