Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Gempa di Pengalengan dapat Bantuan Pembangunan Rumah

Kompas.com - 05/10/2009, 19:12 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com - Yayasan Kemanusiaan Habitat Indonesia (YKHI) yang diwakili oleh Direktur Nasionalnya, Tri Budihardjo bersama dengan Bupati Kabupaten Bandung Obar Sobarna, Senin (5/10) sore, melakukan peletakan batu pertama terhadap pembangunan sejumlah rumah bagi para korban gempa bumi 2 September 2009 lalu.

Pembangunan sejumlah rumah berukuran 18 meter persegi itu bertujuan untuk membantu meringankan beban para korban agar dapat segera memiliki tempat tinggal. Selain itu, pembangunan itu juga dilakukan dalam rangka perayaan puncak hari Habitat di Indonesia.

Bupati Obar Sabarna dalam sambutannya mengaku gembira atas program yang dilakukan oleh YKHI tersebut. Ia pun berjanji akan mengalokasikan sejumlah anggaran untuk mendukung program itu. Meski begitu, Bupati menginginkan agar pembangunan tidak hanya dilakukan di Kecamatan Pangalengan saja, namun juga dilakukan di tempat lain yang mengalami nasib serupa akibat gempa.

"Ini baru awal. Karenanya, bencana gempa yang terjadi di Sumatera Selatan jangan sampai membuat kita lupa dengan korban bencana gempa sebelumnya," katanya.

Bupati juga menegaskan, program pembangunan rumah itu akan diprioritaskan bagi warga yang kurang mampu, sedangkan terkait proses verifikasinya, Bupati mengaku pihak pemerintah daerah sedang melakukan verifikasi tersebut.

"Karena kalau untuk semua tidak akan cukup. Kita prioritaskan orang yang kurang mampu dulu," ujarnya.

Sementara itu, Tri Budihardjo kepada pers mengaku, awalnya pihak YKHI akan membangun sebanyak 1000 rumah di Kecatan Pangalengan itu, namun, karena Bupati menginginkan agar pembangunan tidak hanya dilakukan di satu tempat, maka pihaknya akan membangun 1000 rumah di beberapa desa di Kabupaten Bandung yang turut terkena dampak gempa.

"Kita berharap 200 rumah akan rampung dibangun bulan ini dan sisanya bisa selesai Juni 2010," ucapnya.

Mengenai biaya pembangunan rumah per unitnya, Tri mengatakan, pembangunan rumah tersebut per unitnya menelan dana sebesar Rp 17 hingga Rp 18 juta.

Para korban gempa, menurutnya, dapat mengembalikan dana tersebut dengan cara diciciil yakni sebesar Rp 150 hingga Rp 200 ribu per bulan. Sedangkan mengenai bunga cicilan, Tri mengaku, bunga cicilan yang dibebankan ke korban gempa maksimal 6 persen saja.

"Kami menyebutnya bukan bunga tapi biaya inflasi, untuk menjaga nilai uang ke depannya," ungkapnya.

Sekitar pukul 15.00 pada 2 September 2009 lalu sejumlah daerah di Jawa Barat diguncang gempa. Gempa berkekuatan 7,3 SR itu berpusat di 140 km barat daya kota Tasikmalaya. Besarnya kekuatan gempa menyebabkan dapat terasa hingga Jakarta. Menurut data posko tanggap darurat gempa Jabar, sebanyak 45 persen kecamatan dari total 620 kecamatan yang ada di Jabar mengalami kerusakan.

Di Kecamatan Pangalengan sendiri, lebih dari 15,000 rumah hancur, rusak berat maupun rusak ringan, dan sebanyak 54 sekolah hancur. Akibatnya, sebanyak 30,000 pengungsi tinggal di dalam tenda-tenda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com