Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Gempa Butuh Makanan dan Air Bersih

Kompas.com - 02/10/2009, 19:41 WIB

PADANG, KOMPAS.com  - Warga kota Padang yang selamat dari musibah gempa sangat membutuhkan makanan dan air bersih. Warga kelaparan dan sebagian bahkan mencari air untuk minum saja susah, apalagi untuk mandi dan mencuci pakaian.

Seperti terlihat hari ini, beberapa kelompok masyarakat, baik dengan motor atau pun mobil berkeliling kota hanya untuk mencari kedai nasi yang buka. Tapi tak mereka dapatkan. Demikian juga kedai makanan kecil.

"Saya dari pagi mencari kedai nasi tak dapat juga. Kasihan anak-anak ini kelaparan dan haus," ujar Animar (28), yang naik motor berkeliling membawa dua anaknya, Yoan (8) dan Turdi (6) mencari makanan.

Menurut Animar, rumahnya di kawasan Purus Padang lengang ditinggalkan penghuni yang mengungsi. Demikian juga keluarga dekatnya. Sudah dua hari mereka tidur di daerah Belimbing yang ketinggian.

Awal mengungsi dia bawa air galon dan air panas dalam termos serta satu kardus pop mie. Tapi tentu saja makanan tersebut sudah habis selama dalam pengungsian. Selain makanan, air bersih untuk dimasak juga tidak ada. Demikian juga untuk sekedar mencuci muka dan badan.

"Ada yang jual mie instant tapi air untuk memasak tidak ada," kata Animar.

Selain Animar, ratusan masyarakat lainnya yang mengungsi di lokasi yang sama juga kelaparan dan kehausan. Sejak kejadian mereka tak mandi dan tak ganti pakaian. Anak-anak Balita terlihat merengek-rengek minta dibelikan makanan pada orang tuanya.

Tetapi menurut Bobon (37), dia bisa mendapatkan makanan berupa soto Padang setelah capek berkeliling. Soto ini dia dapatkan di daerah Pasar Baru, dekat Universitas Andalas atau sekitar 30 Km dari rumahnya di Tabing Padang.

"Tapi harganya mahal sekali, Rp10 ribu sebungkus porsinya amat sedikit. Tega juga orang mencari untung besar saat kita tertimpa bencana," kata Bobon.

Memang di daerah Pasar Baru ini kerusakan akibat gempa tidak terlalu parah. Karena itu memang terlihat sebagian warga mendadak menjadi penjual makanan, seperti soto, indo mie dan bakso. Tapi nasi ramas belum, karena menurut mereka pasar untuk belanja bahan sambal belum ada yang buka.

Seorang ibu, Mustika, tadi pagi membawa sekeranjang pakaian kotor anak-anaknya ke toilet gedung Telkom untuk dicuci. Rumahnya yang terletak di Jalan Diponegoro memang tak terlalu jauh dari kantor Telkom di Jalan Bgd. Azizchan.

Di rumahnya tak ada lagi air bersih karena pompa air tak bisa dihidupkan sebab lampu mati total. Persiapan air hujan yang dia tampung saat malam Rabu atau malam kejadian juga sudah habis. Sementara sebagian pakaian anak-anaknya kotor karena sebagian dapurnya juga ikut runtuh dan debunya mengotori pakaian mereka.

"Untung ada Telkom ini dan airnya mengalir lancar. Saya berharap tak ada yang marah saya mencuci dan memandikan anak-anak di sini," kata Mustika.

Di Lubuk Begalung Padang, seorang warga bernama Yen menjadi penyelamat tetangga-tetangganya, karena dirumahnya yang sebagian juga rubuh ada sumur galian. Ketika tetangganya kesulitan air, maka timba di sumur rumah Yen pun terus-terusan bekerja. Silih berganti tetangga membawa ember dan jerigen untuk meminta air.
 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com