Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Itu Anakku... Itu Anakku!

Kompas.com - 02/10/2009, 09:59 WIB

Emilda langsung berteriak ketika melihat sang putri sudah dibawa dengan kantong mayat. Suami istri itu pun menangis berpelukan.  “Lila... Lila... Bangun, Nak...,” kata sang ayah menjerit. Istri, sambil menangis berusaha menenangkan suaminya, “Bang, sabar Bang... Tuhan sayang sama Lila. Anak hanya titipan Allah, biarlah diambil kembali,” ujar Emilda.

Suasana di RS M Jamil mencekam sepanjang hari karena ambulans
datang silih berganti, membawa mayat atau korban luka. Tim dokter dan perawat bekerja tanpa lelah di lorong-lorong rumah sakit dan teras karena bagian dalam RS terbesar di Sumbar itu juga hancur dan memakan 25 korban.

Proses evakuasi terhadap korban tertimbun di beberapa reruntuhan gedung terasa sangat lambat karena terbatasnya jumlah alat berat. Korban terbanyak adalah di Bimbel Gamma dan Hotel Ambacang yang menimbun sekitar 200 orang serta hotel bintang empat di sebelahnya, Bumiminang. Gedung berlantai delapan itu ambruk sebagian, bentuk hotel sudah miring dan bergeser dari pondasinya.

Kaki bergerak

Kisah menyedihkan juga terlihat di showroom Suzuki dan Adira Finance, Sawahan. Di balik reruntuhan itu, 12 mayat sudah dievakuasi dengan susah-payah. Keluarga menunggu dengan cemas.

“Suami saya bekerja di dalam sana. Saya tidak tahu apa dia ada di sana atau tidak,” ujar Yeni (28), seorang ibu muda sambil tersedu-sedu. Matanya yang basah oleh air mata, mencoba menembus ke dalam reruntuhan.

Begitu juga Fitri (17). Gadis remaja ini terisak-isak menyaksikan petugas mencoba memeriksa korban di balik reruntuhan. Tangisnya makin terdengar memilukan ketika seorang anggota TNI keluar reruntuhan melaporkan kepada atasannya bahwa ia melihat beberapa pasang kaki bergerak-gerak terimpit reruntuhan tangga. “Tapi tidak bisa dibongkar dengan tangan,” ujar prajurit. Masalahnya, tak ada alat berat.

Fitri terisak, begitu juga keluarga karyawan Adira lainnya. Mereka berpelukan untuk saling menguatkan meskipun tidak saling kenal.

Di Hotel Ambacang, suasana juga mencekam karena lebih dari 70 orang masih terjebak. Ronald, warga perumnas Pengambiran Kecamatan Lubeg, Padang, terus memeriksa kantong mayat, untuk memastikan apakah tantenya sudah dikeluarkan dari bangunan gedung. “Sampai senja belum ada tanda-tanda,” kata Ronald tentang tantenya yang sama-sama bekerja di hotel tersebut.

Banyaknya korban di hotel itu karena sedang ada pelatihan teknis dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumbar yang diikuti sekitar 100 orang. Dandim Padang Haris Sarjana mengatakan, harapan hidup korban di reruntuhan masih ada karena masih terdengar jeritan dari dalam gedung. “Pukul empat dini hari tadi anggota saya masih mendengar ada yang minta tolong,” ujar Haris.

Di Gedung Bank BII, kepala cabang bank tersebut, Yuli Syahrial, juga tewas. Saat ini, lebih dari 100 korban tewas yang berhasil dievakuasi dari berbagai gedung, mulai dari Bimbel Gamma, Adira Finance (3), LIA-LBA Padang (10), Ambacang Hotel (10), BII Padang (2), dan Pasar Inpres I Pasararaya Padang (5). “Mayat dari Pasaraya itu baru senja dievakuasi ke instalasi jenazah darurat, berjumlah lima orang yang kondisinya sulit dikenal karena selain ditimpa reruntuhan juga terbakar,” kata petugas di kamar mayat RSUP M Jamil.

Korban lainnya tersebar menunggu evakuasi. Di Adira Finace diperkirakan sekitar 30-40 orang tertimbun, di Pasar Inpres I Pasaraya Padang diperkirakan 100 orang, dan Kantor Gubernur Sumbar dua orang. Begitu juga di Sugama College Jl Veteran Padang, diperkirakan 20-30 korban, STBA Prayoga sekitar 100 mahasiswa, LIA-LBA sekitar 60 orang, bimbel Quantum diperkirakan 30 orang.

“Seribuan orang masih terkubur reruntuhan,” kata Koordinator Satuan Koordinasi dan Pelaksana (Satkorlak) Penanggulangan Bencana Sumatera Barat, Ade Edward, di Posko Satkorlak, Kantor Gubernur Sumbar. (adt/hnk/yst/yan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com