Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Gentong dan Nagreg di Selatan

Kompas.com - 12/09/2009, 10:26 WIB

Namun, lagi-lagi pemudik bisa bernapas lega dan tak perlu terlalu cemas karena perbaikan dan pelebaran jalan di situ sudah rampung. Jalan di sekitar perlintasan kereta api telah dilebarkan hingga 7 meter sehingga diharapkan bisa mengurangi kemacetan.

Jika tetap macet, pemudik masih bisa memanfaatkan keberadaan jalur alternatif. Jalur ini bisa bermanfaat seperti katup penyelamat ketika kemacetan panjang tak terhindarkan. Ada dua jalur alternatif yang bisa digunakan, yaitu jalur Wado-Tasikmalaya dan jalur Cijapati. Jalur Wado-Tasikmalaya menghubungkan Nagreg dengan Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, sedangkan jalur Cijapati menghubungkan Nagreg dengan Kecamatan Limbangan, Kabupaten Garut.

Untuk mencapai Jalur Wado-Tasikmalaya, bisa dimulai dengan berbelok ke arah Jatinangor untuk menuju Kabupaten Sumedang, begitu keluar dari Gerbang Tol Cileunyi. Begitu sampai di pusat kota Sumedang, pemudik mengambil jalan menuju Wado dan berlanjut ke Malangbong.

Jalur alternatif ini lebih panjang ketimbang Nagreg, yang berjarak 32 kilometer dari Gerbang Tol Cileunyi. Panjang rute Wado-Tasikmalaya 22 kilometer lebih panjang, atau tepatnya 54 kilometer dari pintu tol itu. Namun, tak masalah bukan jika jauh sedikit, tetapi perjalanan lancar?

Jalur Cijapati bisa diambil sewaktu pemudik memasuki wilayah Cicalengka. Begitu sampai di Bundaran Parakanmuncang, mobil diarahkan berbelok menuju kota Cicalengka, Kecamatan Cikancung, lalu berbelok di pertigaan Cijapati. Jarak tempuh dari Cicalengka hingga Limbangan melalui jalur Cijapati 45 kilometer, sedangkan bila menyusuri Nagreg, 32 kilometer. Yang harus diwaspadai jika melintasi jalur alternatif, sebut saja di Cijapati, adalah minimnya stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU). Pemudik harus memenuhi tangki bahan bakar di Cikancung karena di sepanjang jalur Cijapati tidak ada SPBU.

Akhirnya, selamat mudik melintasi jalur selatan. Pasokan informasi aktual melalui siaran radio atau jasa layanan pesan singkat akan membantu pemudik menyesuaikan diri dengan kondisi teraktual. Jika kemacetan berada di depan Anda, jalur alternatif telah tersedia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com