DENPASAR, KOMPAS.com - PT Garuda Indonesia dalam upaya mengantisipasi lonjakan penumpang wisatawan dari Jepang ke Indonesia, khususnya Bali akan menerapkan proses imigrasi di pesawat (immigration on board).
"Tindakan tersebut dilakukan untuk mempercepat layanan imigrasi kepada wisatawan Jepang, sehingga setiba di bandara mereka tak sibuk lagi mengurus administrasi itu," kata General Manager PT Garuda Indonesia untuk Bali, Bagus Y. Siregar di Denpasar, Selasa (1/9).
Ia mengatakan pemberlakuan imigrasi di pesawat akan mulai dicoba dan diterapkan 15 September 2009 mendatang, karena bulan ini warga Jepang memasuki puncak musim liburan.
"Layanan imigrasi di pesawat kepada wisatawan asal negeri sakura itu adalah upaya Garuda memberikan kemudahan imigrasi dan kenyamanan mereka menikmati liburan," ucapnya.
Petugas imigrasi akan melakukan layanan di dalam pesawat Garuda termasuk urusan Visa kunjungan singkat (VoA/Visa on Arrival). "Wisatawan tidak perlu lagi harus antre di loket imigrasi bandara karena semua urusan imigrasi diurus saat berada dalam pesawat," kata Bagus Siregar didampingi Manajer Pemasaran dan Penjualan Garuda untuk Bali, Gamma Mandala.
Langkah yang diambil Garuda bekerja sama dengan pihak Imigrasi kata Bagus Siregar, menjadi gebrakan di tengah-tengah sorotan masyarakat terhadap layanan imigrasi kurang baik.
"Banyak pihak selama ini mengeluhkan layanan imigrasi yang dinilai masih lambat. Terlebih saat terjadi penumpukan penumpang internasional, antrean bisa mencapai beberapa jam," katanya.
Dikatakannya, kunjungan wisatawan Jepang ke Bali merupakan pasar potensial, sehingga wajar diberikan pelayanan lebih. "Kita berupaya memberikan pelayanan kepada semua wisatawan yang berkunjung ke sini, salah satunya wisatawan dari Jepang," katanya.
Maskapai Garuda Indonesia mengoperasikan pesawat besar untuk melayani rute Denpasar-Tokyo pulang pergi dengan jadwal penerbangan tiap hari.