Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelenteng Sam Poo Kong Kesulitan Bila Harus Buka Akses

Kompas.com - 19/08/2009, 19:51 WIB

SEMARANG, KOMPAS.com - Pengurus Yayasan Kelenteng Sam Poo Kong di Gedung Batu, Kota Semarang mengalami kesulitan jika harus membuka akses pengunjung ke tempat ibadah yang selama ini terbatas hanya bagi mereka yang berdoa. Jumlah pengunjung yang besar tidak diimbangi pemasukan yang besar, padahal biaya perawatan tinggi.

Ketua Yayasan Kelenteng Agung Sam Poo Kong Mulyadi Setiakusuma seusai peresmian pintu gerbang selatan kelenteng, Selasa (18/8) malam d i Kota Semarang, mengungkapkan ada banyak benturan yang dihadapi yayasan untuk membuka akses seluas-luasnya pada pengunjung.

"Sebenarnya kami juga ingin membuka diri, tetapi kami tidak mampu karena terkendala biaya perawatan yang sangat tinggi. Jika harus menanggung sendiri, kami sangat terbatas," ungkapnya.

Mulyadi mengatakan, hanya ada enam petugas keamanan yang disiagakan untuk menjaga kelenteng. Padahal pengunjung yang datang bisa mencapai ratusan orang per hari. Sulit bagi petugas untuk mengawasi seluruh wilayah kelenteng.

"Dulu kami sering kecurian. Mulai dari lilin, minyak tanah, bahkan sumbangan bangunan dari pengunjung dibobol. Kalau kami punya biaya, kami akan memasang CCTV supaya bisa lebih terkontrol," kata Mulyadi.

Ia membandingkan, kelenteng Sam Poo Kong tidak seperti kelenteng lain yang lebih kecil. Karena itu, biaya yang dibutuhkan untuk perawatannya pun tinggi. Padahal, pengurus yayasan selama ini hanya mengandalkan sumbangan dari para pengunjung.

Pak Gubernur memang pernah mengusulkan, baga imana kalau pengurus menarik retribusi saja dari setiap pengunjung yang datang, sehingga biaya tercukupi. "Tetapi untuk itu pun dilematis, karena kelenteng ini kan, tempat ibadah, masak kami menarik bayaran untuk orang yang mau beribadah?" tutur Mulyadi.

Mu lyadi menambahkan, jika memang dana tercukupi untuk perawatan, pihak yayasan bersedia membuka akses bagi siapapun untuk melihat keagungan kelenteng peninggalan Laksamana Cheng Ho itu. Maka, seharusnya pemerintah juga turut berkontribusi. Karena jika yayasan harus menanggung secara mandiri akan sangat sulit.

Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo pada kesempatan yang sama mengatakan, Sam Poo Kong harus membenahi banyak hal agar dapat menjadi tujuan wisata dunia. Termasuk untuk membuka akses bagi siapa saja yang ingin menikmati kelenteng itu.

"Saya harap kharisma Sam Poo Kong muncul kembali. Mudah-mudahan pihak yayasan dapat mencari solusinya. Untuk itu, saya siap terlibat menjadi panitianya," ungkap Bibit.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com