Laporan intelijen yang dikutip oleh Le Monde menyatakan bahwa kenyataan perempuan yang menutupi wajah mereka di Perancis, dan mengapa, sangat berbeda dari gambaran yang diberikan oleh politisi. Laporan tersebut menyatakan kebanyakan perempuan yang memakai cadar lengkap berusia kurang dari 30 tahun dan melakukannya untuk mendapat nilai politik. Perempuan itu, yang geram dengan apa yang mereka saksikan sebagai perasaan anti-Muslim yang tersebar luas, ingin membangkang terhadap masyarakat dan, dalam beberapa kasus, terhadap keluarga mereka sendiri.
Orang Perancis yang masuk agama Islam berjumlah sekitar seperempat dari jumlah pemakai cadar, kata surat kabar itu, yang mengutip laporan intelijen tersebut. Menurut laporan intelijen itu, kebanyakan orang Muslim di Perancis menolak pakaian yang menutup seluruh tubuh dan memandang orang yang memakainya sebagai fundamentalis.
Perdebatan mengenai cadar mengumandangkan kontroversi yang berkobar selama satu dasawarsa di Perancis mengenai perempuan Muslimah yang memakai jilbab di dalam kelas. Akhirnya, peraturan disahkan pada 2004 yang melarang siswi memakai tanda agama yang mencurigakan di sekolah negeri.
Peraturan tersebut tetap kontroversial. Banyak pengkritik mengatakan itu telah menodai umat Muslim ketika negeri tersebut mestinya memerangi diskriminasi dalam lapangan pekerjaan yang telah mengakibatkan pertikaian antara masyarakat setempat dan sebagian pemuda berlatar-belakang pendatang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.