Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eddy Rumpoko: Saya Bercita-Cita Mandirikan Organisasi Arema

Kompas.com - 28/07/2009, 23:12 WIB

T: Artinya, sudah jelas Anda tidak bisa menggunakan APBD Pemkot Batu.

ER: Sudah pasti begitu. Jangankan APBD, bahkan tenaga staf seorang pun tidak akan saya ambil dari Pemkot Batu. Adapun anggarankan masih ada komitmen dari pihak Pabrik Rokok (PR ) Bentoel, yang besar Rp 7,5 miliar itu. Saya pun, jika Insya Allah diberikan oleh pihak PT Bentoel, saya akan melibatkan tenaga-tenaga profesional, bukan hanya saya sendiri.

T: Kapan bicara terakhir dengan pihak Bentoel?

ER: Itu sudah sekitar tiga minggu yang lalu, dan harusnya dilanjutkan dengan pembicaraan soal teknis. Namun ternyata sampai sekarang tidak ada follow up-nya. Pada posisi saya yang belum terikat apa-apa, saya tidak bisa mendorong-dorong, karena pada mulanya Bentoel menawarkan pada Pemkot dan Pemkab se-Malang Raya.

Saat itu saya didatangi malam hari, dan saya langsung sanggup, lalu saya katakan: OK besok pagi saya akan datang ke Bentoel. Tapi ternyata besok paginya SBW telepon saya, bilang, Mas Bentoel minta waktu seminggu lagi. Ini sudah jalan minggu ketiga. Tampaknya memang mungkin masih banyak pihak yang berminat, selain saya, yang masih ditimbang oleh Bentoel.

T: Kabarnya Anda minta Rp 10 miliar, itu yang membuat muncul anggapan Anda tidak serius.

ER: Bukan begitu. Saya tidak menawar dari Rp 7,5 miliar menjadi Rp 10 miliar. Bentoel menawarkan memberi PS Arema ditambah dana Rp 7,5 miliar, lalu saya minta berikan tambahan promosi senilai Rp 2,5 miliar di Kota Batu. Soal keseriusan, kan memang yang berhak masih Bentoel kan, jadi saya tidak dapat bertindak apa-apa. Kecuali kalau sudah ada pernyataan dari Bentoel, bahwa pihak mereka tidak sanggup mengurus Arema dan tidak ikut kompetisi, maka kita bisa berebut. Saya tidak bisa memaksakan. Mungkin saja Bentoel masih sanggup.

T: Jika benar di tangan Anda, apa yang Anda lakukan?

ER: Arema dulu pernah mengalami masa yang jauh lebih sulit. Masa-masa yang bahkan pemainnya tidak dibayar atau terlambat dibayar. Sampai pengurus jual rumah, dan terbukti Arema bisa bertahan, tetap menunjukkan kemampuannya. Kita tertatih-tatih waktu itu untuk beli kacang hijau (gizi untuk pemain), untuk beli bola. Jadi jika sekarang ada sementara pihak yang menyatakan, pengurusan Arema membutuhkan Rp 15 miliar, untuk saya tidak perlu sebesar itu. Hal itu bisa dikelola secara profesional, dengan tim pemasaran yang bisa bekerja setahun ini, yang akan menjadikan Arema tim profesional yang membuat Arema mandiri. (DODY WISNU PRIBADI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com