Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pancasila Mulai Tergeser Liberalisme

Kompas.com - 01/06/2009, 13:43 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Dalam arus globalisasi sekarang ini paham demokrasi Pancasila dinilai mulai digeser oleh paham liberalisme yang sedang berkembang. "Sistem politik sekarang diartikan sebagai kebebasan tanpa batas, jauh dari sistem Pancasila," kata Soeprapto, Ketua Umum Dewan Harian Nasional '45 dalam diskusi memperingati hari lahir Pancasila di Jakarta, Senin (1/6).

Soeprapto mengatakan, dalam situasi politik sekarang yang semakin memanas menjelang pilpres mendatang, konstelasi politik nasional semakin tidak jelas. Para elite politik hanya memikirkan kepentingan dirinya dan kelompok. "Kalangan elite seharusnya melaksanakan Pancasila dalam segala sendi kehidupan. Jangan hanya menjadikan Pancasila sekadar rangkaian kata-kata indah tanpa makna," katanya.

Menurutnya, ada lima nilai yang menjadi modal dasar dan harus dilakukan pemimpin mendatang dalam melaksanakan pembangunan, yaitu Proklamasi, Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika. "Selama 10 tahun era reformasi, nilai-nilai tersebut banyak dilanggar," tegas dia.

Di era globalisasi saat ini, kata Soeprapto, yang harus diperhatikan adalah pemantapan jati diri bangsa dan pengembangan prinsip-prinsip yang berbasis nilai Pancasila. "Perdamaian bukan perang, demokrasi bukan penindasan, dialog bukan konfrontasi, kerja sama bukan eksploitasi, keadilan bukan standar ganda," ucapnya.

Ia menambahkan, cara lain untuk menangkal segala bentuk liberalisme berupaya agar rakyat hanya menyerap nilai-nilai kebudayaan yang sesuai dengan kepribadian bangsa.

Penyimpangan nilai-nilai Pancasila juga diungkapkan oleh Jenderal Purnawirawan Tyasno Sudarto yang juga salah satu ketua Dewan Harian Nasional 1945. Menurutnya, demokrasi yang berkembang saat ini adalah demokrasi liberal yang mementingkan individu.

Tyasno mengatakan, demokrasi di tangan rakyat sekarang ini hanya diberikan selama empat jam ke rakyat. "Hak itu hanya diberikan saat pemilu pukul 08.00 sampai 12.00. Setelah itu rakyat ditinggalkan. Para elite politik sibuk memikirkan kepentingan partainya dengan koalisi sana sini," lontarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Nasional
Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com