Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Malu-malu Ungkap Kematian Wartawan Radar Bali

Kompas.com - 21/05/2009, 17:48 WIB

DENPASAR, KOMPAS.com - Setelah sempat menduga kematian wartawan Radar Bali, Anak Agung Prabangsa terkait urusan pribadi dan tak ada hubungan dengan pemberitaan, Kepolisian Daerah Bali menarik kembali ungkapan tersebut. Alasannya, beberapa waktu terakhir semenjak penemuan mayat Prabangsa pada 16 Februari lalu, polisi memeriksa sejumlah saksi yang mengarah keterkaitan dengan pemberitaan. Polisi masih memeriksa adik Bupati Bangli, Nyoman Susrama setelah sempat menggeledah dua rumahnya di Bangli.

Pada penggeledahan itu polisi menemukan bercak darah di depan kedua rumah Susrama. Bercak darah manusia tersebut tengah diperiksa di Pusat Laboratorium dan Forensik Denpasar untuk diketahui hasil tes DNA apakah milik Prabangsa. Namun polisi masih malu-malu menegaskan adanya titik terang kematian Prabangsa. "Kami masih memerlukan keterangan Susrama sebagai saksi karena tidak mudah mengubah status menjadi tersangka," kata Kepala Bidang Humas Polda Bali Komisaris Besar Gde Sugianyar.

Hal itu dibenarkan Kepala Puslabfor Denpasar Muchibin Abdul Kadir. Ia mengatakan sampel darah terus diperiksa dan belum mendapatkan hasilnya. Selain bercak darah, polisi juga menyita sejumlah barang milik Susrama saat penggeledahan. Barang-barang tersebut antara lain kardus, karpet, hiasan dinding berupa rencong.

Gde Sugianyar menambahkan, polisi merencanakan menyita satu unit mobil Kijang milik saksi Susrama. Namun, pihaknya tengah menunggu mobil tersebut datang dari Yogyakarta. Polisi menduga mobil tersebut menjadi transportasi mengangkut mayat Prabangsa.

Prabangsa ditemukan tewas mengambang di Pantai Bias Tugel, sekitar 400 meter sebelah barat Pelabuhan Padang Bai, Karangasem, Bali, 16 Februari lalu. Sebelumnya, keluarga korban melaporkan kepada polisi soal hilangnya Prabangsa hampir sepekan.

Mengacu hasil pemeriksaan tim forensik Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar, ditemukan luka terbuka di kepala korban akibat kekerasan benda tumpul. Selain itu, ditemukan benda asing di saluran pencernaan akibat kemasukan air sehingga mengarah kepada dugaan korban dibuang ke laut dalam kondisi masih hidup dan akhirnya tenggelam.

Polisi menemukan identitas korban dari pakaian yang dikenakannya, seperti KTP, SIM A dan C, polisi juga menemukan telepon genggam serta sejumlah uang. Yang cukup menarik, ditemukan pula selembar tiket kapal feri penyeberangan Padang Bai-Lembar (Lombok, NTB).

Sebelum ditemukan tewas mengenaskan, Prabangsa dinyatakan hilang sejak 11 Februari atau hampir sepekan. Keluarga sempat curiga karena tidak biasanya korban pergi tanpa pesan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com