Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Caleg Artis Harus "Cuci Otak" Sebelum ke Senayan

Kompas.com - 14/04/2009, 18:08 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Banyaknya calon anggota legislatif berlatar belakang artis yang dipastikan bakal melengang ke Senayan, membuat miris sejumlah pakar politik meskipun hal itu harus diakui sebagai bentuk pilihan masyarakat atas sistem suara terbanyak dalam pemilu kali ini. Dunia selebriti dengan dunia politik sangat berbeda sehingga harus ada perubahan cara pandang artis yang duduk ke kursi dewan. 

Hal itu disampaikan peneliti senior LIPI, Syamsudin Haris, dalam diskusi politik di arena tabulasi penghitungan KPU di Hotel Borobudur. Dia meminta, sebelum dilantik sebagai wakil rakyat, para caleg terpilih yang latar belakangnya artis harus di-training terlebih dahulu oleh partainya. Dengan harapan, mereka bisa menjalankan tugasnya secara maksimal mengemban amanat masyarakat yang memilihnya.

"Mereka harus di-upgrade terlebih dahulu, baik oleh partai yang mengusung dia, maupun ikut pelatihan sendiri mengenai tugas dan kapasitas dia sekarang ini. Bukan lagi sebagai artis, melainkan sebagai wakil rakyat," terangnya.

Sejumlah artis yang saat ini suaranya tinggi dan dipastikan bakal melenggang ke Senayan antara lain Mandra dan Primus Yustisio. Karena kepopuleran di layar kaca dan keseriusan dia menggalang massa, dari hasil penghitungan yang dilakukan KPU saat ini, mereka memperoleh suara cukup gemilang.

Masih menurut Haris, jika tidak melakukan pelatihan atau training terlebih dahulu, Caleg terpilih yang berlatar belakang artis tersebut juga bisa menggunakan tim asistensi yang bisa menunjang dia melaksanakan tugasnya sebagai wakil rakyat. Dengan demikian, saat berada di Senayan, mereka tidak bengong dengan dunia mereka yang baru dan benar-benar berbeda dari dunia yang digeluti selama ini.

Mereka harus mengakui, antara dunia politik dan dunia hiburan atau selebriti sangat berbeda, apalagi ketika berada di Senayan harus memperjuangkan kepentingan masyarakat secara nasional.

"Mereka harus menyadari perbedaan itu untuk bisa terus berlatih dan belajar. Jika tidak, maka sangat bahaya. Mereka di Senayan hanya bengong saja melihat para senator lain berdebat dan sibuk menyiapkan program untuk masyarakat. Untuk, tugas partai politik sangat penting untuk memberikan latihan terhadap mereka yang memiliki latar belakang selebritis tersebut," tukasnya.

Hal senada dikatakan pengamat politik Yudi Latief. Menurutnya, selain bisa berpolitik, para anggota DPR tersebut juga harus memiliki kemampuan membuat peraturan perundang-undangan karena hal itu akan menjadi acuan bagi pemerintah dan masyarakat. Artinya, jika peraturan tersebut dibuat oleh orang-orang yang tidak paham dan mengerti pembuatan perundang-undangan, maka peraturan tersebut tidak akan bisa dijalankan di masyarakat.

"Yang agak berat tugas mereka membuat undang-undang. Dan hal itu harus dijalani para senator nanti. Makanya, perlu pelatihan pendidikan politik, pendidikan hukum khususnya pembuatan undang-undang bagi caleg yang asalnya dari selebriti," urainya.

Pasalnya, mereka harus menyadari. Saat ini, tugas mereka di Senayan nanti bukan menghibur, melainkan menyelesaikan persoalan secara kolektif bagi masyarakat secara umum. Pengetahuan terhadap kebijakan dan kemampuan memberikan analisis terhadap persoalan sangat diharapkan. Dengan harapan, kebijakan yang akan diambil nanti bukan malah menyiksa masyarakat karena salah memberikan analisis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Nasional
Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Nasional
Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Nasional
Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Nasional
Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Nasional
Sebut Caleg Terpilih Tak Wajib Mundur jika Maju Pilkada, Ketua KPU Dinilai Ingkari Aturan Sendiri

Sebut Caleg Terpilih Tak Wajib Mundur jika Maju Pilkada, Ketua KPU Dinilai Ingkari Aturan Sendiri

Nasional
Minta La Nyalla Kembali Pimpin DPD RI, Fahira Idris: Penguatan DPD RI Idealnya Dipimpin Sosok Pendobrak

Minta La Nyalla Kembali Pimpin DPD RI, Fahira Idris: Penguatan DPD RI Idealnya Dipimpin Sosok Pendobrak

Nasional
Sejumlah Bantuan Jokowi ke Prabowo Siapkan Pemerintahan ke Depan...

Sejumlah Bantuan Jokowi ke Prabowo Siapkan Pemerintahan ke Depan...

Nasional
Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Nasional
Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

Nasional
Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Nasional
“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com