PLN: Pasokan Listrik Jawa-Bali Sudah Normal

JAKARTA, KOMPAS.com — Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya, Banten, sudah kembali normal setelah sempat tidak memasok daya listrik ke sistem Jawa-Bali karena ada gangguan di salah satu jaringan transmisi gardu induknya.

General Manager Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya Sudirmanto di Jakarta, Rabu (18/3), mengatakan, saat ini sebanyak enam dari tujuh unit mesin pembangkit Suralaya dengan total kapasitas terpasang 3.400 MW sudah beroperasi kembali. "Beban daya yang masuk sistem Jawa-Bali saat ini tercatat mencapai 2.100 MW," katanya.
    
Menurut dia, proses pemasukan PLTU Suralaya ke sistem Jawa-Bali telah dimulai bertahap sejak Selasa (16/3) pukul 17.40. Ia melanjutkan, satu unit pembangkit Suralaya lainnya masih menunggu perintah Pusat Pengatur dan Penyalur Beban (P3B) untuk masuk ke sistem.
    
Sudirmanto juga mengatakan, tidak beroperasinya Suralaya bukan dikarenakan kerusakan di mesin pembangkit terbesar di Indonesia itu. "Ada gangguan di gardu induk sehingga Suralaya tidak bisa masuk ke sistem," katanya.
    
Direktur Operasi Jawa-Bali Murtaqi Syamsuddin menambahkan, pemulihan pemadaman listrik tuntas pada Selasa pukul 21.30. "Hari ini (Rabu), pasokan listrik Jawa-Bali normal kembali," ujarnya.
    
Menurut dia, penyebab gangguan pada salah satu circuit breaker di Suralaya sudah diisolasi dari sistem. "Kami akan lakukan penyelidikan," katanya.
    
Sejak Selasa pukul 11.42, seluruh unit pembangkit Suralaya tidak beroperasi atau keluar dari sistem interkoneksi Jawa-Bali karena kerusakan di salah satu jaringan transmisi gardu induknya sehingga terjadi pengurangan beban dan pemadaman 1.500 MW di sejumlah wilayah di Jakarta, Banten, dan Depok. PLN langsung mengalihkan beban PLTU Suralaya ke pembangkit lain yang sedang dalam kondisi siaga, yakni enam unit PLTGU Grati dengan daya total sekitar 700 MW, tiga unit PLTGU Tambak Lorok 110 MW, satu unit PLTGU Muara Tawar 140 MW, dan tiga unit PLTGU Gresik 150 MW.