JAKARTA, KOMPAS.com - Dari pengalaman Pemilu 2004 dan pilkada, Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dinilai masih kurang sensitif dan cekatan untuk membantu para penyandang cacat yang datang untuk memilih di Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Ketua Pusat Pemilihan Umum Akses Penyandang Cacat (PPUA Penca) Ariani mengungkapkan banyak keluhan dari para penyandang cacat di daerah yang "dicuekin oleh petugas KPPS ketika datang ke TPS.
"Waktu itu, contohnya ada teman pengguna kursi roda yang terpaksa nyoblos di luar TPS karena TPSnya diletakkan di ruang yang cuma bisa diakses melalui tangga. Waktu mereka datang ke TPS malah dikasih duit," ujar Ariani tertawa miris karena petugas KPPS menilai rekan-rekannya sebagai pengemis.
"Di Lembang juga, TPS ditempatkan di tempat yang agak menanjak," lanjut Ariani.
Oleh karena itu, Ariani meminta petugas KPPS untuk makin peduli dan peka terhadap para pemilih yang merupakan penyandang cacat, termasuk pemilih tuna rungu yang membutuhkan pemberitahuan khusus ketika tiba gilirannya untuk memilih dan pemilih tuna grahita yang membutuhkan pendampingan khusus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.