Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyidikan Penyebab Kecelakaan Kereta Berlanjut

Kompas.com - 25/02/2009, 17:43 WIB

KEDIRI, RABU — Kepolisian Resor Kota Kediri terus menyelidiki penyebab terjadinya kecelakaan maut antara bus antarkota dalam provinsi Harapan Jaya dan kereta api Rapih Dhoho yang mengakibatkan tujuh penumpang tewas dan puluhan lainnya luka-luka.

Polisi tidak menghentikan penyidikan, walaupun tersangka sudah ditetapkan, yakni penjaga pintu perlintasan kereta, Supinto, dan sopir bus Harapan Jaya, Agung Setiawan, yang meninggal di lokasi kejadian.

Kepala Polresta Kediri Ajun Komisaris Besar Dedi Prasetyo, Rabu (25/2), mengatakan, pihaknya terus berupaya menambah sejumlah fakta hukum dari berbagai pihak, di antaranya Kepala Stasiun Besar Kediri Warsito, petugas penanggung jawab perjalanan kereta api, dan mandor.

"Dalam waktu dekat ini, kami akan melakukan uji mekanik bersama tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jatim. Dari hasil olah tempat kejadian perkara, tim penyidik tidak menemukan bekas-bekas rem dari bus," ujarnya.

Dengan tidak adanya bekas rem dari bus, lanjut Kapolres, dapat diartikan bahwa pengemudi bus saat itu tidak pernah berupaya mengurangi kecepatannya untuk menghindari terjadinya tabrakan dengan kereta api.

Ditanya tentang kemungkinan adanya tersangka baru, Dedi mengatakan, peluangnya cukup terbuka. Ada atau tidaknya penambahan tersangka baru akan didasarkan pada hasil temuan bukti-bukti di lapangan.

Seperti diberitakan sebelumnya, tabrakan maut terjadi antara bus Harapan Jaya jurusan Surabaya-Trenggalek dan KA Rapih Dhoho jurusan Kediri-Malang di Jalan Raya Brigjend Katamso Kota Kediri tepat di perlintasan kereta api berpalang pintu, Senin (23/2) sore.

Dari RS Bhayangkara Kediri dilaporkan, tujuh jenazah penumpang bus yang tewas pada saat kejadian telah berhasil diidentifikasi. Satu jenazah yang kemarin dinyatakan masih misterius, Rabu pagi telah diketahui identitasnya.

Korban bernama Nani Indrawati (34), warga Desa Rejemi, Kecamatan Krembung, Kabupaten Sidoarjo, Jatim. Terungkapnya identitas korban berdasarkan pengakuan pihak keluarga yang datang ke RS Bhayangkara.

Humas RS Bhayangkara Kediri Emi Pudjiharti mengatakan, jenazah Nani langsung diambil oleh keluarganya untuk dimakamkan. "Saat ini tinggal satu jenazah yang masih ada di Kamar Mayat, yakni jenazah Basuki Purnomo, warga Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur," ujarnya.

Lima penumpang tewas lainnya yakni Agung Setiawan (sopir), Undarmoko (kondektur), Andre (kernet), Umi Sadiyah (warga Blitar, Jawa Timur), dan Esti Mumpuni (warga Surabaya, Jatim) sudah dibawa keluarganya masing-masing sejak Selasa (24/2).

Hingga kemarin, dari 10 korban luka yang dirawat di RS Bhayangkara, kini tinggal sembilan orang. Satu orang pasien meminta dipindahkan ke RSUD Gambiran Kota Kediri karena ingin berkumpul dengan keluarganya yang dirawat di sana yang juga menjadi korban kecelakaan.

Sementara itu, di RSUD Gambiran, korban yang dirawat sembilan orang, dan di RS Babtis sebanyak dua orang. Korban yang dirawat rata-rata mengalami luka berat berupa patah tulang di beberapa bagian tubuh akibat benturan keras antara bus dan kereta api.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com